REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar melakukan beberapa upaya untuk menekan angka inflasi di daerah Sumbar.
Wahyu yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TPID Sumbar menyebut Sumbar mengalami inflasi tipis pada penghujung tahun 2019.
Pada periode Desember 2019 lalu, Sumbar menurut Wahyu mengalami inflasi sebesar 0,06 persen (mtm). Sementara secara tahunan, pergerakan harga pada Desember 2019 di Sumbar menunjukkan inflasi sebesar 1,67 persen (yoy).
Untuk menjaga angka inflasi agar tetap stabil, TPID Sumbar menurut Wahyu melakukan upaya untuk mencukupi dan menjaga kelancaran pasokan bahan pangan strategis seperti beras, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Begitu juga dengan komoditas strategis lainnya seperti tarif angkutan udara.
"Menghadapi berbagai risiko yang ada, Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Sumatera Barat secara aktif melakukan berbagai upaya dalam pengendalian inflasi di daerah. Upaya tersebut antara lain diwujudkan melalui peningkatan sinergi dalam menjaga kecukupan bahan pangan strategis, dan komoditas strategis lainnya," kata Wahyu, melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (4/1).
Wahyu mengatakan pada pertengahan Desember 2019 lalu, TPID Sumbar telah melakukan koordinasi melalui high level meeting. Di sana mereka melakukan evaluasi realisasi inflasi selama 2019, mitigasi resiko inflasi awal tahun 020 serta rencana program kerja tahun 2020.
Beberapa poin yang dihasilkan dari high level meeting TPID Sumbar ialah pertama, meningkatkan sinergi dan koordinasi antar daerah dari Provinsi, Kabupaten dan Kota) dalam hal pengendalian inflasi daerah terlebih dengan adanya puncak musim hujan yang patut diwaspadai selama Triwulan I 2020 ini. Kedua memperkuat sinergi untuk menjamin ketersediaan bahan pangan strategis khususnya dalam menghadapi resiko gagal panen akibat musim penghujan.
Ketiga mereplikasi Toko Tani Indonesia Centre di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar untuk memperpendek jalur distribusi dan menjaga kecukupan pasokan. Terakhir memaksimalkan penggunaan teknologi inovasi pertanian dan perluasan E-Commerce untuk perluasan pemasaran hasil pertanian.