Jumat 03 Jan 2020 18:53 WIB

Perubahan Iklim Turut Jadi Penyebab Banjir Jakarta

Perubahan iklim mengubah jadwal hujan di Jakarta dan memperburuk banjir.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Perubahan iklim mengubah jadwal hujan di Jakarta dan memperburuk banjir. Foto: Warga terdampak banjir beraktivitas di tenda pengungsian di kawasan Stasiun Rawa Buaya, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Foto: Antara/Fauzan
Perubahan iklim mengubah jadwal hujan di Jakarta dan memperburuk banjir. Foto: Warga terdampak banjir beraktivitas di tenda pengungsian di kawasan Stasiun Rawa Buaya, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Indonesia (UI) Tarsoen Waryono mengatakan, banjir yang terjadi di Jakarta sejak awal 2020 turut disebabkan fenomena perubahan iklim. Hal itu tampak dari meningkatnya intensitas hujan dan naiknya permukaan laut di utara Jakarta.

"Intensistas hujan tinggi memang faktor perubahan iklim," kata Tarsoen kepada Republika.co.id, Jumat (3/1).

Baca Juga

Curah hujan di Jakarta awal tahun ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 1866, yakni 377 mm/hari berdasarkan pengukuran di Bandara Halim Perdana Kusuma. Tak hanya meningkatnya intensitas hujan, tapi perubahan iklim juga mengubah jadwal hujan di Jakarta. Tarsoen menyebut, hujan lebat yang terjadi awal Januari 2020 itu seharusnya terun pada Desember 2019.

Selain soal hujan, lanjut Tarsoen, perubahan iklim juga telah membuat permukaan laut semakin naik di utara Jakarta. Hal ini turut memperparah banjir yang terjadi.

"Kalau dibandingkan peta tahun 1.800, DKI Jakarta bagian utara sudah ambles kurang lebih 3 meter. Bahkan banyak yang sudah lebih rendah dari pada permukaan laut. Ya itu karena perubahan iklim," paparnya.

Dengan semakin nyatanya perubahan iklim, Tarsoen menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih mempersiapkan diri dalam mengahadapi fenomena alam. Terutama banjir.

Ia pun menyarankan agar Pemprov DKI kembali melanjutkan program normalisasi Kali Ciliwung. Selain itu, Pemprov juga disarankan untuk merevitalisasi waduk yang ada di seluruh Jakarta.

Banjir melanda wilayah Jabodetabek sejak awal tahun atau Rabu (1/1). Berdasarkan laporan terakhir BNPB, terdapat 30 korban jiwa. Puluhan ribu orang juga terpaksa mengungsi. Aktivitas ekonomi pun lumpuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement