REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Prajurit TNI yang bertugas sebagai bintara pembina desa (Babinsa) menemukan belasan kilogram sabu-sabu dan puluhan butir pil ekstasi dalam tiga tas di perkebunan sawit di Kabupaten Aceh Tamiang. Komandan Kodim (Dandim) 0117 Aceh Tamiang Letkol Inf Deki Rayusyah Putra mengatakan tas berisi narkoba tersebut diduga hendak diseludupkan ke Sumatra Utara.
"Penemuan berawal ketika Babinsa Koramil Bendahara melakukan kegiatan ke sebuah desa di Kecamatan Bendahara, Kamis (2/1) sekitar pukul 12.30," kata Letkol Inf Deki, Jumat (3/1).
Ketika melewati perkebunan sawit, Babinsa melihat ada dua orang bersepeda motor melarikan diri dengan meninggalkan tiga tas di areal perkebunan sawit tersebut. Kemudian, Babinsa mendekati tas seraya menelepon datuk atau kepala desa beserta tokoh masyarakat setempat.
Setelah orang yang dihubungi datang, mereka membuka tas tersebut. Setelah dibuka, di dalam tas ditemukan 19 bungkus teh dengan aksara China, ribuan bungkusan merah berisi pil, serta empat bungkusan besar berisi pil.
Setelah memastikan temuan tersebut narkoba, Babinsa menghubungi atasan hingga selanjutnya narkoba dalam tiga tas tersebut diserahkan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh. Belasan kilogram sabu-sabu dan puluhan ribu butir pil ekstasi diserahkan ke BNN Provinsi Aceh.
Penyerahan dilakukan langsung Dandim 0117 Aceh Tamiang Letkol Deki R Putra didampingi sejumlah personel Pomdam Iskandar Muda. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BNN Provinsi Amanto mengatakan total nilai narkoba yang diserahkan tersebut belum bisa dihitung seluruhnya.
"Kalau sabu-sabu, harga satu kilogramnya Rp 1 miliar. Jadi, nilai seluruhnya Rp 19 miliar. Sedang pil ekstasi, kami belum bisa menghitung semuanya. Yang sudah dihitung pil Happy Five sebanyak 20 ribu butir," kata Amanto.