Jumat 03 Jan 2020 08:19 WIB

Waspadai Hujan Ekstrem pada Pertengahan Januari

BNPB meminta koordinasi semua pihak menangani banjir.

Sejumlah rumah warga rusak berat diterjang banjir bandang yang melewati Sungai Ciberang di Kampung Lebak Gedong, Cipanas, Lebak, Banten, Kamis (2/1/2020).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Sejumlah rumah warga rusak berat diterjang banjir bandang yang melewati Sungai Ciberang di Kampung Lebak Gedong, Cipanas, Lebak, Banten, Kamis (2/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengumumkan perkembangan prediksi cuaca terkini dan potensi bencana dalam dua pekan ke depan yang patut diwaspadai. Dalam penjelasannya, aliran udara basah dari Timur Afrika diperkirakan menuju wilayah Indonesia dan dapat mengakibatkan potensi hujan ekstrem pada tanggal 10-15 Januari.

Selanjutnya, pergerakan aliran udara basah juga masih akan berlanjut pada Januari akhir hingga pertengahan Februari 2020. "Aliran udara basah masuk ke Indonesia diperkirakan pada tanggal 10-15 Februari 2020 dan siklus berulang pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020," ujar Dwikorita dalam rapat koordinasi di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Sejumlah wilayah di Indonesia yang diprediksi akan terdampak hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem tersebut menurut prediksi BMKG meliputi Sumatra bagian tengah, Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan hingga tenggara. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mempersiapkan segala sesuatu sebagai antisipasi kemungkinan bencana yang dapat berpotensi terjadi.

Sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana dari prakiraan cuaca ekstrem tersebut, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto menyebutkan, BPPT siap membantu dalam menanggulangi banjir dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

BPPT akan menggunakan TMC untuk percepatan penurunan hujan. Rencananya, BPPT akan menurunkan hujan ke Selat Sunda atau Lampung, tapi jika arah angin ke timur akan diturunkan ke waduk-waduk, seperti Jatiluhur dan Jatigede. Untuk membantu proses TMC tersebut, BPPT bersama BNPB dan TNI akan mengerahkan dua jenis pesawat, yakni CN295 dan Casa.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menekankan, koordinasi semua pihak sangat penting terkait penanganan banjir. “Ini sebagai upaya kolaborasi dan sinergi semua pihak, bencana menjadi urusan bersama, perlu kesadaran kolektif, dibutuhkan koordinasi antarlembaga agar penanganan banjir di Jabodetabek lebih terintegrasi,\" ujarnya, Kamis (2/1).

Lebih lanjut Doni juga menyampaikan, pemerintah harus fokus untuk mengurus para pengungsi. Kemudian, menangani para korban yang terjadi, luka-luka termasuk mereka yang mengalami masalah dan kesulitan, seperti listrik, air bersih, dan lain-lainnya.

Menanggapi dari seluruh paparan perwakilan K/L dan relawan yang hadir, Kepala BNPB berharap, di setiap posko harus saling bersinergi, berkumpul di satu posko, dan tidak menyebar, untuk memudahkan koordinasi. Di samping itu, masing-masing wali kota diharapkan untuk menjadi komandan satuan tugas (dansatgas) di wilayahnya masing-masing, khususnya untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta.

photo
Ratusan rumah warga terendam banjir di Perumahan Pondok Arum, Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2019).

Sementara itu, Kementerian BUMN akan membantu dalam membentuk tim bantuan dukungan banjir di wilayah Jabodetabek untuk masing-masing sektor, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Bogor, dan Bekasi dengan masing-masing menempatkan empat orang perwakilan di wilayah tersebut.

Bantuan dari BUMN dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), berupa logistik, makanan, obat-obatan, peralatan evakuasi, seperti perahu karet dan lain-lainnya. Dari pihak Jasa Marga, akan menggratiskan tol dalam kota, dimulai hari ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejauh ini sudah menerjunkan tim satgas kesehatan, yang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ataupun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Bekasi dan Bogor. Sampai saat ini, berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, masih banyak lokasi yang belum terlayani untuk pelayanan kesehatannya. Sedangkan hal yang perlu untuk diwaspadai penyakit ikutan setelah banjir ini, seperti penyakit kulit, gatal-gatal, diare ISPA, leptospirosis.

Pihak TNI juga akan menyediakan bantuan personel di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Perinciannya, 3.680 personel dari tiga matra yang bertugas pengamanan logistik tim kesehatan dapur umum.

TNI juga akan mengerahkan 50 perahu karet, 10 kapal, lima heli, dan 32 truk dari TNI AU dan TNI AD untuk evakuasi medis, pengamatan udara, distribusi logistik. Kemudian 84 Koramil juga dikerahkan menjaga logistik dan pengungsi. Untuk Jawa Barat akan diterjunkan 2.500 personel beserta 25 truk. Di Banten, diterjunkan 1.000 personel serta 15 truk.

Polda Metro Jaya juga telah mengerahkan satuan dengan kemampuan SAR, yaitu Brimob Sabhara dan Polair untuk membantu mengevakuasi korban banjir di 263 titik, termasuk di sembilan titik ruas tol Jabodetabek. n rr laeny sulistyawati, ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement