Jumat 03 Jan 2020 03:18 WIB

Sampah Membeludak di Malioboro Saat Libur Tahun Baru

DLH Yogyakarta tambah truk pengangkut sampah atasi sampah membeludak di Malioboro

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan memadati kawasan Malioboro. DLH Yogyakarta tambah truk pengangkut sampah atasi sampah membeludak di Malioboro. Ilustrasi.
Foto: Republika/ Wihdan
Wisatawan memadati kawasan Malioboro. DLH Yogyakarta tambah truk pengangkut sampah atasi sampah membeludak di Malioboro. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sampah di kawasan Malioboro membeludak saat libur Tahun Baru. Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menambah satu kontainer di parkiran Abu Bakar Ali (ABA) untuk mengangkut sampah yang ada di kawasan Malioboro.

Kepala DLH Yogyakarta Suyana mengatakan dengan ditambahnya satu kontainer, total ada empat kontainer untuk mengangkut sampah yang ada di Malioboro. Kontainer ini disiagakan hingga 9 Januari 2020.

Baca Juga

"Selama liburan ini kita tambahkan satu truk posisi di parkir ABA, stand by mulai pukul 22.00 WIB," kata Suyana belum lama ini.

Ia menjelaskan, peningkatan sampah saat masa libur ini mencapai tiga kali lipat. Dalam satu hari biasanya hanya dibutuhkan satu kontainer dengan kapasitas enam meter kubik untuk membawa semua sampah di Malioboro.

Untuk masa libur kali ini setidaknya dibutuhkan empat kontainer pengangkut sampah. Walaupun sudah ada penambahan kontainer, pihaknya pun masih kesulitan dalam membawa sampah.

Hal ini dikarenakan kemacetan yang ada di Maliboro saat masa liburan sehingga juga dibutuhkan penempatan kantong-kantong sampah di sekitar Malioboro. "Sampah susah kita bawa keluar, tapi bisa tertata rapi di trash bag yang ada di samping tempat sampah," jelasnya.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan permasalahan sampah di Malioboro karena perilaku masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan. Ia pun meminta seluruh masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Malioboro menjaga kebersihan. 

"Jangan jadikan Malioboro ini sebagai tempat sampah yang terpanjang di Indonesia. Masalah ini bukan karena sampahnya, tapi karena perilakunya," ujar Haryadi.

Untuk itu, ia menekankan perlu adanya sosialisasi secara terus-menerus dilakukan. Termasuk, langkah penanganan juga penting untuk dilakukan. "Perlu edukasi, tapi di sisi lain juga perlu tindakan yang terukur dan konkrit. Caranya tiap jam patroli," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement