Kamis 02 Jan 2020 20:22 WIB

DPRD Nilai Pemprov DKI tak Siap Hadapi Ancaman Banjir

DPRD mengkritisi fokus Anies memperlebar trotoar daripada menormalisasi sungai.

Rep: Ali Yusuf, Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur. Anies tiba di lokasi banjir pukul 15.01 WIB langsung disambut antusias warga setempat
Foto: republika/Ali Yusuf
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur. Anies tiba di lokasi banjir pukul 15.01 WIB langsung disambut antusias warga setempat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPRD DKI Jakarta Presetyo Edi Marsudi menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak siap mengantisipasi hujan dengan intensitas tinggi. Akibatnya, beberapa wilayah di DKI Jakarta terendam banjir menyusul hujan ekstrem pada Selasa (31/12) hingga Rabu (1/2) lalu.

"Artinya persiapan ini mereka tidak siap. Harusnya dengan adanya curah hujan mulai turun kita harus cek bereng semua (alat-alat) untuk kita perang di lapangan.

Baca Juga

Perang kita kan dengan air.  Ini enggak mungkin kalau mereka enggak siap," katanya saat ditemui wartawan di ruanganya, Kamis (2/1).

Prasetyo mengatakan, banjir dan mecet memang menjadi masalah yang mesti segera dicarikan solusi oleh Pemprov DKI Jakarta. Normalisasi sungai menjadi salah satu sulusi mengatasi masalah banjir di Jakarta.

"Pokoknya Jakarta harus dikasih solusi yang terbaik yaitu adalah normalisasi," katanya.

Menurut dia, fokus anggaran Pemprov DKI Jakarta yang telah disahkan DPRD pada 2020 untuk mengatasi dua permasalahan yang sangat kursial di Jakarta. Yakni, banjir dan macet.

"Dua itu dulu dah, yang lain-lain nanti dulu. Jangan memperbesar kayak trotoar-trotoar tetapi saluran air di bawah benar apa enggak kita enggak tahu," katanya.

Menurut dia, pelebaran trotoar terjadi di mana-mana akan menyebabkan banjir juga di mana-mana. Prasetyo meminta Pemprov DKI porporsional dalam upaya mempercantik tempat pejalan kaki.

"Kalau Sudirman-Thamrin untuk pedestarian itu bagus, karena jalan besar. Akan tapi kalau yang urusannya Cikini dan Kemang coba sekarang lihat banjirnya parah," katanya.

Prasetyo menyarankan, normalisasi sungai di Jakarta harus dilakukan, jika ingin Jakarta tidak terendam banjir saat curah hujan tinggi. Tinggal bagaimana Anies sebagai pemegang anggaran dan SKP dapat melakukan komunikasi kepada warga yang tempat tinggalnya tergusur untuk nomralisasi sungai.

"Saya sudah ngomong dari awal fokusnya macet dan banjir. Ini sudah saya sampaikan beberapa bulan yang lalu sebelum terjadi hujan," katanya.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) melihat data kenaikan permukaan air saat meninjau pintu air Manggarai, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI, Muhmmad Arifin, menyatakan, sebenarnya sudah banyak yang telah dilakukan oleh Anies Baswedan dalam mengantisipasi musim penghujan. Namun memang, kata Arifin, masih banyak yang harus dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

"Ini masalah nasional, perlu penanganan bersama sebab ini bukan hanya masalah Jakarta tapi juga terkait dengan daerah penyanggah disekitarnya yang masuk wilayah Jawa Barat dan Banten. Untuk itu peran Presiden dalam hal ini sangat penting," ujar Arifin saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/2).

Selanjutnya, untuk mengantisipasi datangnya puncak musim hujan, menurut Arifin, Pemprov DKI Jakarta akan terus melakukan berbagai hal. Dengan harapan, ketika musim hujan telah tiba, Jakarta lebih siap untuk mengantisipasinya.

"Di antaranya optimalisasi pengerukan kali dan sungai, perbaikan gorong-gorong dann selokan di perumahan warga," tutur Arifin," tutup Arifin.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari ini menyatakan, kondisi Jakarta sudah mulai terkendali setelah dirinya meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan pada Kamis (2/1) sore pukul 16.11 WIB. Di lokasi itu, Anies mengatakan, posisi air pada hari ini pukul 16.00 WIB berada di 750 cm dan telah berkurang dari sebelumnya.

"Ini sudah jauh lebih rendah dibandingkan kondisi kemarin di mana mencapai angka 900 cm," kata Anies.

Anies menyebut batas normal ketinggian air di Pintu Air Manggarai adalah 600 cm. Curah hujan yang tinggi pada Selasa (31/12) hingga Rabu (1/1) mengakibatkan debit air naik sehingga menyebabkan Jakarta terendam banjir.

"Sekarang sudah kembali 750 cm secara bertahap artinya volume air datang dari kawasan pegunungan tulus sudah mulai berkurang. Jadi kondisi di Jakarta sudah makin terkendali," katanya.

Saat ini, kata Anies, pihaknya sedang berkonsentrasi membersihkan fasilitas-fasilitas umum yang terkena lumpur akibat banjir seperti jalan, lorong-lorong di kampung dan rumah-rumah warga yang airnya sudah surut juga dibersihkan.

"Kedua kita juga menyiapkan pompa ada 478 pompa yang sekarang bekerja untuk menarik air itu pompa stasioner. Alhamdulillah semuanya berfungsi dengan baik harapannya dengan itu air lebih cepat lagi untuk surut setelah ini akan ada pembersihan yang masif," katanya.

Anies mengatakan, setelah meninjau lokasi banjir di Kelurahan Semenan, Kosambi Jakarta Barat dan Kampung Pulo, keluhan yang banyak diterima di antarnya ketersediaan makanan. Anies memastikan bantuan kebutuhan makan sudah dikirim ke lokasi akan tetapi begitu datang langsung habis.

"Lalu yang kedua yang disampaikan warga harapan air segera surut. Itu harapan terbanyak," katanya.

photo
Tips Saat Banjir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement