Kamis 02 Jan 2020 17:52 WIB

Pekerja Migran NTT Diduga Disekap di Malaysia

Pemprov NTT mengutus empat orang ke Malaysia pastikan kebenaran dugaan itu

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja Migran NTT diduga disekap di Malaysia (ilustrasi)
Foto: Republika
Pekerja Migran NTT diduga disekap di Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Beberapa pekerja migran asal NTT diduga disekap di Malaysia. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengutus empat orang ke Malaysia untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

"Saya sudah utus Kepala Dinas Tenaga Kerja dan tiga orang stafnya untuk berangkat ke Malaysia untuk mengecek dan menyelidiki kebenaran informasi tersebut," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi kepada Antara di Kupang, Kamis (2/1).

Baca Juga

Berdasarkan informasi, pekerja migran yang disekap di Negeri Jiran tersebut meminta pertolongan untuk dikembalikan ke NTT. Ia menyebutkan bahwa Kadis Tenaga Kerja dan sejumlah stafnya itu sudah berangkat sebelum akhir Desember 2019. Keberangkatan tersebut hanya untuk mengecek saja dan mencari tahu jika benar disekap maka apa penyebabnya.

"Nanti kita tunggu informasi saja, saat ini masih ditelusuri. Kalau mereka sudah pulang baru saya sampaikan info selanjutnya," tambah dia.

Dir Krimum Polda NTT Kombes Pol Yudi Sinlaeloe kepada wartawan di Kupang juga mengatakan timnya juga mengutus satu orang timnya untuk ikut menyelidiki kasus tersebut. Seorang anggota yang dikirim ke Malaysia itu adalah Brigadir Kepala (Bripka) Rudy Soik yang pada 2014 lalu sempat viral karena melawan pimpinannya di Polda berkaitan dengan kasus perdagangan orang.

"Cukup kirim Rudy Soik saja, dia yang terbaik, dan ini saatnya pembuktian dia untuk menunjukkan bahwa dia orang yang tepat untuk penanganan kasus ini," kata Yudi.

Kasus tersebut belum dilaporkan ke Polda NTT. Maka dari itu untuk melakukan penyelidikan pihaknya bersinergi dengan pemerintah NTT untuk berangkat ke Malaysia. "Itu kan anggarannya besar, kita nebeng sajalah dengan Pemprov NTT. Seharusnya ada wartawan juga yang dilibatkan untuk meliput kebenaran informasi itu," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement