REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, secara tahun kalender, inflasi Jawa Timur selama 2019 sebesar 2,12 persen. Kabid Distribusi Statistik BPS Jatim Satrio Wibowo mengatakan, catatan tersebut menunjukkan, inflasi Jatim pada 2019 lebih rendah dibandingkan inflasi kalender tahun sebelumnya yang mencapai 2,86 persen.
"Inflasi tahun kalender ini juga lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah yang mematok inflasi sebesar 3 plus minus 1 persen," ujar Satrio saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jalan Kendangsari, Surabaya, Kamis (2/1).
Satrio menjelaskan, selama 2019, dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruhnya mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 0,52 persen. Kemudian diikuti kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,50 persen.
Selanjutnya, ada kelompok Sandang sebesar 0,33 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakarsebesar 0,26 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,22 persen, kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,17 persen, dan kelompok Kesehatan sebesar 0,11 persen.
Adapun komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi sepanjang 2019 di Jawa Timur adalah emas perhiasan, biaya sekolah dasar, bawang merah, rokok kretek filter, bawang putih, sepeda motor, kontrak rumah, biaya akademi/perguruan tinggi, cabai rawit, dan tukang bukan mandor.
"Sedangkan, komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah beras, bensin, daging ayam ras, wortel, tarif listrik, besi beton, telepon seluler, televisi berwarna, tongkol pindang, dan telur ayam ras," ujar Satrio.
Satrio menjelaskan, Emas perhiasan memberikan sumbangan utama terjadinya inflasi sepanjang 2019. Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga sepanjang 2019. Sepanjang 2019, emas perhiasan memberikan andil kenaikan inflasi sebesar 0,20 persen.
"Adapun, komoditas beras menjadi komoditas utama penghambat inflasi Jatim pada 2019," ujar Satrio.