Kamis 02 Jan 2020 06:25 WIB

Kamis Sore, Jaksel dan Jatim Berpotensi Hujan Petir

BMKG memprakirakan Jaksel dan Jaktim berpotensi hujan petir pada Kamis sore.

Ilustrasi hujan petir. BMKG memprakirakan Jaksel dan Jaktim dilanda hujan petir pada Kamis (2/1) sore.
Foto: pixabay
Ilustrasi hujan petir. BMKG memprakirakan Jaksel dan Jaktim dilanda hujan petir pada Kamis (2/1) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dikutip di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020 pukul 06.00 WIB, memperkirakan khusus wilayah Jakarta Selatan berpotensi hujan petir pada siang jelang sore hari. Kondisi yang sama diprakirakan terjadi di Jakarta Timur.

“Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pada siang dan sore hari,” demikian peringatan dini dari petugas prakiraan cuaca (forecaster) BMKG.

Baca Juga

Di pagi hari, seluruh wilayah DKI Jakarta diperkirakan berawan. Untuk siang hari, wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur diperkirakan hujan disertai petir pada siang jelang sore hari.

Wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat diperkirakan hujan lokal. Sementara wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu diperkirakan berawan.  Pada malam hari seluruh wilayah DKI Jakarta diperkirakan berawan, kecuali Kepulauan Seribu diperkirakan hujan lokal.

Pada Rabu (1/1) BMKG mengingatkan masih adanya potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Bahkan, indikasi potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia disebut meningkat.

"BMKG memprakirakan dalam sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah," kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R Prabowo dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (1/1).

Potensi cuaca ekstrem, menurut BMKG , dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal. Cuaca ekstrem dipengaruhi aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi, dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah.

Selain itu, suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan. Adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia juga berpengaruh terhadap terciptanya cuaca ekstrem.

Mulyono mengungkapkan, potensi cuaca ekstrem ada pada periode 1 sampai 4 Januari 2020 di wilayah Lampung, seluruh Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan Maluku, serta Papua. Sementara itu, cuaca ekstrem berpotensi melanda Bengkulu, Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua sepanjang 5 sampai 7 Januari 2020.

Rata-rata suhu udara diperkirakan antara 23 hingga 32 derajat celcius dengan kelembaban udara antara 75 hingga 100 persen. Mulyono mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement