REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengunjung daerah tujuan wisata (DTW) Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali, menurun hingga 15 persen pada libur akhir tahun 2019 dibandingkan dengan periode sama pada 2018. Hal itu seiring berkurangnya kedatangan wisatawan.
Manajer DTW Tanah Lot , Toya Adnyana mengatakan turunnya tingkat kunjungan wisatawan ini terlihat dari data tahun 2019 pada libur akhir tahun yang hanya mencapai 2,7 juta wisatawan mancanegara dan domestik.
"Sedangkan data yang masuk di tahun 2018, tingkat kunjungan wisatawan ke Tanah Lot mampu menginjak angka tiga juta pengunjung pada libur akhir tahun 2018," kata Toya di Tabanan, Selasa (31/12).
Toya Adnyana mengaku faktor dari menurunnya angka kunjungan wisatawan di 2019 adalah tahun politik dan larangan wisatawan China ke Bali pada beberapa bulan lalu.
"Sempat ada larangan wisatawan asal China berlibur ke Pulau Dewata Bali dan larangan itu diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali menjadi salah satu penyebab turunnya jumlah kunjungan di Tanah Lot. Karena wisatawan China selama ini paling banyak berkunjung ke Tanah Lot," katanya.
Dengan tingkat kunjungan wisatawan yang menurun tersebut, pihaknya akan kembali gencar melakukan berbagai promosi tentang DTW Tanah Lot melalui media sosial dan sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan. Terkait perayaan tahun baru di obyek wisata Tanah Lot, Toya Adnyana menjelaskan, wisatawan dilarang menyalakan kembali api atau petasan saat menghabiskan malam pergantian tahun di objek wisata ini.
"Bagi wisatawan yang ingin menghabiskan malam tahun baru di Tanah Lot, kami melarang untuk menyalakan petasan dan kembang api di objek wisata ini," katanya.
Sementara itu, pihak pengamanan malam pergantian tahun melibatkan 30 petugas pengamanan gabungan TNI dan Polri serta petugas keamanan desa setempat.