Senin 30 Dec 2019 23:33 WIB

Bali Bangun Jalan Pintas Penghubung Utara dan Selatan

Pembangunan jalan pintas diharapkan atasi ketimpangan ekonomi.

Kendaraan melintas di jalan baru setelah peresmian jalan pintas jalur Singaraja-Mengwitani titik 5 - 6 di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, Senin (30/12/2019).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Kendaraan melintas di jalan baru setelah peresmian jalan pintas jalur Singaraja-Mengwitani titik 5 - 6 di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, Senin (30/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meresmikan proyek pembangunan jalan pintas (shotcut) perbatasan Singaraja-Mengwitani pada titik 3-4 dan titik 5-6. Pembangunan ini sebagai upaya mengatasi ketimpangan ekonomi kawasan Bali utara dengan selatan.

"Dengan dibukanya jalan baru ini, saya harapkan menjadi jawaban atas kemacetan yang selalu terjadi di jalur Singaraja-Denpasar khususnya wilayah Puncak Wanagiri serta Candi Kuning, Bedugul, Kabupaten Tabanan," kata Koster saat peresmian Shortcut tersebut, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin.

Menurut Koster, jalan pintas tersebut merupakan salah program membangun Bali khususnya di bidang infrastruktur yang terintegrasi baik darat, laut dan udara.

Setelah titik 3-4 dan 5-6 selesai, tahap selanjutnya perencanaan Detail Engineering Design (DED) dan pembebasan lahan untuk Pembangunan Jalan Baru Batas Kota Singaraja - Mengwitani, Shortcut titik 1-2, 7-8 dan 9-10.

"Setelah ini, titik lainnya akan segera dibangun tahun depan. Bahkan, saya minta agar nambah titik 11-12 di wilayah Bangkiang Sidem, dan ini sudah disetujui," ucap Koster.

Dengan pembangunan infrastruktur itu, dapat mengatasi ketimpangan pembangunan di Bali. Bahkan Gubernur Koster berharap pembangunan infrastruktur lainnya seperti pembangunan Jalan Lingkar Pulau Bali bisa segera terwujud. Secara khusus, ia meminta Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Achmad Subki untuk segera membuatkan desainnya.

"Saya minta Pak Kepala Balai, tolong segera didesain Jalan Lingkar Pulau Bali terusan dari Jalan By Pass Ida Bagus Mantra sehingga seluruh Bali bisa terkoneksi antarkabupaten yang ada di Bali," katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Achmad Subki mengatakan latar belakang pembangunan jalan baru ini karena terjadinya ketimpangan pembangunan pariwisata di daerah Bali Selatan dengan daerah Bali Utara akibat terbatasnya akses dan lamanya waktu tempuh yang diperlukan oleh para wisatawan menuju objek-objek wisata di daerah Bali Utara.

Oleh karena itu, hal ini harus dicarikan solusi dan penanganan sehingga terjadi pemerataan pembangunan antara Bali Utara dan Bali Selatan.

"Untuk itu, telah direncanakan pembangunan jalan baru atau 10 titik shortcut yang diusulkan oleh Pemprov Bali guna meningkatkan aksesibilitas antara Bali Utara dan Bali Selatan. Dari 10 shortcut yang direncanakan tahun ini dapat kami laporkan untuk shortcut titik 3, 4, 5 - 6 telah selesai dilaksanakan," ujarnya.

Achmad Subki mengemukakan secara teknis pembangunan shortcut titik 3 adalah sepanjang 0.480 kilometer, panjang pembangunan shortcut titik 4 adalah 1,096 kilometer terdiri dari pembangunan jalan 0,611 kilometer dan pembangunan jembatan 485 meter.

Sedangkan panjang pembangunan shortcut titik 5-6 adalah 1,950 kilometer terdiri dari pembangunan jalan 1,740 kilometer dan pembangunan jembatan 210 meter.

Dengan adanya total 10 shortcut ini diharapkan akan menghemat waktu tempuh dari Mengwitani menuju batas Kota Singaraja selama 1 jam 8 menit, dari semula 2 jam 36 menit menjadi 1 jam 28 menit.

Hadir pada kesempatan ini, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Anggota DPRD Provinsi Bali dapil Buleleng Ketut Rochineng dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali I Nyoman Astawa Riadi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement