REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sebanyak 247 unit rumah yang dihuni rumah tangga miskin (RTM) mendapatkan bantuan pemasangan sambungan rumah (SR) gratis sekaligus token listrik senilai Rp 100.000. Warga yang mendapat bantuan tersebut, tersebar di 49 desa yang masuk kategori desa miskin.
'Program ini tidak murni merupakan bantuan PLN. Namun sebagian biaya penyambungan, dibiayai Pemkab melalui APBD,'' jelas Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dalam acara penyerahan hasil kegiatan di pendopo Setda Purbalingga, Senin (30/12).
Dalam program itu, kata Bupati, Pemkab mengalokasikan anggaran senilai Rp 400 juta. Dengan anggaran sebesar itu, rumah yang bisa dialiri listrik PLN mestinya hanya 200 unit.
''Dengan dengan adanya diskon dari PLN, maka jumlah rumah yang bisa tersambung aliran listrik bisa bertambah menjadi 235 unit. Selain itu, PT PLN juga turut memberikan bantuan sambungan listrik bagi 12 unit rumah, sehingga total ada 247 unit rumah yang tersambung listrik PLN,'' jelasnya.
Manajer PT PLN (persero) Rayon Purbalingga P Maulana, menyebutkan dari data akhir tahun 2018, masih ada sekitar 5.000 rumah warga yang belum teraliri listrik PLN. ''Dari 230.000 rumah yang ada di Purbalingga, yang sudah mendapat sambungan listrik baru sekitar 225.000 rumah,'' jelasnya.
Namun sepanjang tahun 2019 ini, kata Maulana, PLN melakukan penyambungan listrik baru sebanyak 40 sambungan per hari atau 800 sambungan baru per bulan. ''Berdasarkan perhitungan tersebut, kami perkirakan pada akhir tahun 2019 ini, jumlah rumah yang belum tersambung listrik PLN seharusnya tinggal sedikit,'' katanya.
Berdasarkan data PT PLN, jelas Maulana, jumlah rumah yang sudah tersambung listrik mencapai 232.844 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 157.000 rumah mendapat taruf subsidi.