Senin 30 Dec 2019 10:00 WIB

Museum Macan Umumkan Pameran Seni Sepanjang 2020

Pameran seni di Museum Macan digelar seniman lokal dan mancanegara

Red: Nur Aini
Pasangan muda dengan balitanya ramai mengunjungi Museum MACAN. Museum yang dikelola swasta ini merupakan museum kontemporer dan modern pertama yang dibuka untuk publik. Kereta-kereta bayi yang dibawa mengunjungi museum MACAN, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rabu (5/9).
Foto: Republika/Muslim AR
Pasangan muda dengan balitanya ramai mengunjungi Museum MACAN. Museum yang dikelola swasta ini merupakan museum kontemporer dan modern pertama yang dibuka untuk publik. Kereta-kereta bayi yang dibawa mengunjungi museum MACAN, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2020, museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (Macan) berencana menggelar beberapa pameran seni dari seniman lokal dan mancanegara.

“Kami tidak sabar untuk menampilkan pameran skala besar karya-karya Melati Suryodarmo, Julian Rosefeldt, Agus Suwage dan Chiharu Shiota pada 2020," kata Direktur Museum Macan Aaron Seeto dalam siaran pers.

Baca Juga

Program 2020 di Macan dibuka dengan karya video masif, "Manifesto" pada Februari – Mei 2020 oleh perupa Jerman Julian Rosefeldt, yang ditampilkan dalam 13 layar. Dalam karya ini, aktris Cate Blanchett tampil sebagai 12 karakter dan membacakan manifesto seni abad ke-20, juga tulisan para perupa, penyair, arsitek, penampil dan pembuat film termasuk Kazimir Malevich, Sturtevant, Sol LeWitt, Claes Oldenburg, Mierle Laderman Ukeles, André Breton, Bruno Taut, Lebbeus Woods, Yvonne Rainer dan Jim Jarmusch. Presentasi tersebut dibuat dalam kemitraan dengan Art Gallery of New South Wales (AGNSW).

Pada Februari, MACAN menampilkan "Why Let the Chicken Run?", pameran survei museum perupa kontemporer Melati Suryodarmo, yang akan menampilkan karya pertunjukan penting yang mengeksplorasi konsep tubuh dan dipengaruhi tradisi seni di Solo, kota asalnya. Pertunjukan itu juga dipengaruhi studinya di Jerman, saat ia berguru pada seniman pertunjukan Marina Abramovic dan penari/koreografer Butoh Anzu Furukawa.

Pameran ini, ditampilkan bersamaan dengan "Manifesto", berfokus pada sepilihan karya Melati, termasuk "Why Let the Chicken Run" (2001). Pameran dibuat sebagai penghormatan kepada salah satu panutannya dalam seni pertunjukan, Ana Mendieta, dan "EXERGIE -Butter Dance" (2012), salah satu karyanya yang paling populer.

Karya-karya yang ditampilkan berdurasi antara 15 menit hingga 12 jam, dan akan ditampilkan di hari-hari tertentu selama 13 minggu. Karya itu menawarkan pemahaman yang menyeluruh akan kekaryaan Melati untuk pengunjung museum.

Sementara pada Juli hingga Oktober, pengunjung bisa melihat pameran survei perupa kontemporer Agus Suwage berjudul "The Theatre of Me". Agus dikenal akan pendekatan jenakanya terhadap isu sosial. Pameran itu menampilkan potret diri sang perupa juga sepilihan lukisan, patung dan instalasi buatannya sejak 1980-an hingga kini.

Macan juga membawa pameran tunggal terbesar Chiharu Shiota, seorang perupa Jepang yang tinggal di Berlin dan mengeksplorasi kekaryaannya selama 25 tahun.

"The Soul Trembles" yang akan dipamerkan selama November 2020 – Februari 2021 akan menampilkan instalasi yang kompleks dan indah berupa jaring-jaring merah dan hitam yang terbuat dari benang, yang terentang dan memenuhi ruang pamer.

Beberapa karyanya juga menggunakan barang sehari-hari, seperti sepatu dan piano yang terbakar, untuk mewujudkan konsep abstrak seperti kenangan, kekhawatiran dan mimpi. Pameran ini dihelat oleh Museum Macan dan Mori Art Museum di Tokyo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement