Ahad 29 Dec 2019 06:12 WIB

Pascakebakaran, Pendakian di Gunung Ciremai Kembali Dibuka

Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menetapkan kuota untuk setiap jalur pendakian

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Api membakar kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat (foto diambil pada 3 Oktober 2019).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Api membakar kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat (foto diambil pada 3 Oktober 2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Setelah ditutup akibat kebakaran yang terjadi pada Agustus 2019, tiga dari empat jalur pendakian di Gunung Ciremai kembali dibuka.  Pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) pun memberlakukan prosedur tetap (protap) pendakian.

"Jalur pendakian dibuka kembali mulai 30 Desember 2019," ujar Humas BTNGC, Agus Yudantara, kepada Republika, Sabtu (28/12) malam.

Baca Juga

Agus menyatakan, pengumuman pembukaan kembali jalur pendakian itu sebagaimana tertuang dalam Surat Pengumuman BTNGC Nomor PG.27/T.33/TU/KSA/12/2019. Surat tersebut ditandatangani Kepala BTNGC, Kuswandono, pada 27 Desember 2019.

Dalam surat itu disebutkan bahwa pembukaan jalur pendakian diberlakukan hanya untuk tiga jalur, yakni jalur pendakian Apuy, Palutungan dan Linggasana. Sedangkan jalur pendakian Linggajati, untuk sementara masih ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Pembukaan jalur pendakian itu sebelumnya telah melalui proses pengecekan dan monitoring kelayakan jalur yang melibatkan berbagai pihak yang terkait. Selain itu, dilakukan juga pembenahan jalur, transit camp dan transit shelter.

Dalam pembukaan kembali jalur pendakian yang dimulai pada Senin, 30 Desember 2019, pihak BTNGC memberlakukan Protap Pendakian Gunung Ciremai. Protap itu salah satunya mengadopsi Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 8748:2019 tentang Pengelolaan Pendakian Gunung.

Berdasarkan protap tersebut, diberlakukan mekanisme booking online bagi para pendaki melalui alamat situs www.tngciremai.com pada menu Pendakian Gunung.

Kepala BTNGC, Kuswandono, menambahkan, pihaknya juga menetapkan kuota untuk masing-masing jalur pendakian. Untuk jalur Linggasana, kuota ditetapkan sebanyak 218 pendaki/hari, Palutungan 497 pendaki/hari, dan Apuy 455 pendaki/hari.

"Kami utamakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kenyamanan selama pendakian," ujar Kuswandono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement