REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim libur Natal 2019 dan tahun baru 2020 tak berdampak banyak pada tingkat hunian atau okupansi hotel di Kota Tasikmalaya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tasikmalaya, Ajat Setiawan mengatakan, okupansi hotel di wilayahnya tak banyak mengalami peningkatan selama musim liburan.
"Hunian hotel biasa saja," kata dia, Sabtu (28/12).
Menurut dia, tingkat okupansi yang cenderung stabil saat musim liburan. Kota Tasikmalaya memang bukan tujuan wisatawan untuk berlibur.
Tak banyak destinasi wisata di kota "santri" itu. Wisata populer hanya ada Situ Bagendit dan Karangresik.
Ajat mengatakan, saat musim liburan masyarakat umumnya pergi ke daerah wisata, seperti Kabupaten Pangandaran atau Garut. "Karena kita bukan tujuan destinasi, tidak terlalu berdampak. Kalau seperti Pangandaran, Garut, itu hampir semua penginapan penuh," kata dia.
Kendati demikian, bukan berarti musim liburan sama sekali tak berdampak pada okupansi hotel di Kota Tasikmalaya. Ia menyebutkan, peningkatan tamu tetap terjadi, tapi hanya sekitar 10-20 persen.
"Karena yang berlibur ke keluarga, yang menginap di hotel pasti ada. Tapi tidak signifikan seperti di daerah wisata," kata Ajat.