Sabtu 28 Dec 2019 07:42 WIB

Dedi Usulkan Bulog tak Lagi Berorientasi Bisnis

Harus dipikirkan serapan beras hasil panen petani.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA - - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengusulkan agar Badan Urusan Logistik (Bulog) fokus dalam urusan menjaga sekaligus mengontrol ketersediaan pangan. Bulog, hendaknya tak lagi mengurusi hal yang berorientasi pada bisnis.

Hal tersebut diungkapkan Dedi saat reses mengecek ketersediaan beras di Gudang Bulog Karawang, Jumat (27/12).

photo
Petani tradisional memanen padi. 

“Bulog harus berubah kelembagaannya menjadi bagian logistik negara atau semacam badan ketahanan atau ketersediaan pangan nasional. Bulog jangan lagi berorientasi bisnis, tapi mengontrol ketersediaan pangan masyarakat,” ujar Dedi.

Sehingga, kata Dedi, Bulog hanya fokus memastikan segala kebutuhan pokok seperti beras atau daging aman dan terpenuhi untuk konsumsi masyarakat, dan tidak lagi mengejar keuntungan.

Dedi mengatakan, kondisi Bulog saat ini yang dibebani bisnis malah menimbulkan masalah. Salah satunya gudang yang penuh karena menumpuknya stok beras medium.

“Bulog ini kan ada 2 beban. Pertama beban 2,3 juta ton beras medium itu harus dikontrol bagaimana bisa keluar dari gudang agar tidak menumpuk. Kedua, beras premium yang diserap dari petani juga sekarang menjadi beban di gudang,” katanya.

Untuk jangka pendek, Dedi mengusulkan, agar Bulog membuat program penjualan beras premium kepada ASN/PNS, TNI dan Polri. Sebab beras premium yang dimiliki Bulog kualitasnya sama dengan di pasaran.

“Pandangan orang kalau dengar beras Bulog itu pasti yang raskin, padahal tadi saya lihat sendiri ada beras premium yang biasa kita makan. Kualitas sama dan bahkan lebih terjamin. Nanti bisa kolaborasi juga dengan transportasi online untuk antar ke rumah-rumah,” ucapnya.

Sementara untuk jangka panjang, Dedi kembali mengusulkan, agar Bulog mengubah fungsi dengan tak lagi berorientasi pada bisnis. “Lebih baik fokus untuk ketersediaan pangan. Bulog ke depan bisa menyiapkan beras dengan kualitas bagus dan bergizi tinggi. Karena anak-anak kita sekarang terancam stunting,” ucapnya.

Stok beras aman

Dalam kesempatan itu Dedi datang untuk mengecek ketersediaan beras di akhir tahun. Ia mengecek langsung ke Gudang Bulog Karawang.

“Reses ini saya ingin memastikan stok beras di wilayah Purwakarta, Karawang, Bekasi dan secara umum Jawa Barat. Stok beras cukup, tapi harus dipikirkan serapan beras hasil panen petani,” ucap politisi Golkar itu.

Di tempat yang sama, Kepala Bulog Karawang Rusli mengatakan, stok beras di 10 kompleks pergudangan dipastikan aman. Dari kapasitas keseluruhan gudang 140 ribu ton, kini masih ada sisa 58 ribu ton beras.

“Stok kita aman di angka 58 ribuan ton. Memang kemarin cukup banyak (menumpuk), sekarang sudah dijual dan berkurang,” ucap Rusli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement