Sabtu 28 Dec 2019 03:00 WIB

Pemkab Karawang Pulangkan Dua TKI Ilegal Korban Perdagangan

Dalam pemulangan TKI, Pemkab Karawang dibantu KBRI.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Muhammad Hafil
TKI, ilustrasi
Foto: Adi Lazuardi/Antara
TKI, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang akhirnya berhasil memulangkan dua Tenaga Kerja Wanita (TKI) ilegal asal Karawang. Septia dan Rustia merupakan TKI ilegal yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang di Irak.

“Alhamdulillah bersyukur kita bisa memulangkan kedua TKW dari jalur ilegal itu ke tempat tinggalnya,” kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dalam siaran persnya, Jumat (27/12).

Baca Juga

Bupati menuturkan pemilangan kedua warganya yang menjadi korban perdagangan orang itu tidak mudah. Pasalnya, keduanya merupakan TKW ilegal ditambah dokumen yang dimiliki tidak sesuai.

“Butuh proses panjang, selain ilegal pemberangkatannya, terus ada pemalsuan dikumen dan persoalan yang tentunya membutuhkan waktu lebih,” tuturnya.

Dalam proses pemulangan Septia dan Rustia, Pemkab Karawang dibantu KBRI. Dengan demikian pihaknya berterima kasih kepada pihak KBRI, Disnaker beserta pihak lainnya dalam memproses pemulangan Septia dan Rustia.

Salah satu TKW, Septia, yang menjadi korban kasus tindakan perdagangan orang itu mengaku bersyukur bisa kembali ke tempat asalnya. Septia pun berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah membantunya kembali ke tanah air.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Bupati Karawang,pak Kadisnaker, dan pihak KBRI yang telah memperjuangkan proses pemulangan saya dan Rustia,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, keduanya diberi santunan dari pemerintah daerah. Selain itu Kadisnaker Kabupaten Karawang, Suroto juga akan memfasilitasi pekerjaan bagi kedua warganya agar bisa kembali mendalat pekerjaan.

“Semoga santunan tersebut bisa membantu keduanya, dan saya janji akan membantu mereka dengan memberikan pekerjaan. Salah satunya untuk Septia yang memiliki peluang untuk bekerja di perusahaan Karawang,” ujar  Suroto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement