Sabtu 28 Dec 2019 22:02 WIB

Alun-alun Bogor Akan Terintegrasi dengan Masjid Agung

Alun-alun Kota Bogor akan dibagi menjadi empat zona.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Proyek pembangunan Alun-alun Kota Bogor yang berlokasi di eks Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, akan terintegrasi dengan Masjid Agung dan Stasiun Bogor. Konsultan PT Arenco Binatama, Prihantono mengatakan, Alun-alun Kota Bogor akan dilengkapi dengan diorama, podium di area plaza, pohon Samida, dan servis penunjang (pos jaga, toilet, TPS).

Selain itu, ada ruang publik (taman anak outdoor Gym), shelter di pedestrian jalan Dewi Sartika, lampu pedestrian, akses tangga area masjid dan area taman religi, serta taman jogging.

“Secara umum konsep kita ini bukan di lahan kosong, sehingga kompleksitasnya adalah bagaimana mengintegrasikan dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau),” ujarnya saat menghadiri FGD Laporan Akhir DED Alun-alun Kota Bogor, Bogor, belum lama ini.

AYO BACA : Ada Jogging Track dan Terhubung dengan Trem, Ini Konsep Alun-alun Bogor

Alun-alun Kota Bogor, kata Prihantono, akan dibagi menjadi empat zona. Yakni zona botani atau hutan kecil, zona rekreasi dan olahraga, zona plaza, dan zona religi. 

Wali Kota Bogor, Bima Arya menilai, secara umum desain alun-alun sudah bagus. Ia menginginkan saat pembangunan nanti 5 dimensi terpenuhi oleh konsultan maupun dinas terkait.

"Pertama, Integrasi, secara tata ruang menghubungkan dari Stasiun Bogor, Masjid Agung dan titik lainnya, seperti jalan Kapten Muslihat, Jalan Dewi Sartika," katanya.

AYO BACA : PKL Tergusur Pembangunan Alun-Alun, Pemkot Bogor Sediakan Tempat Relokasi

Kedua, Kontemplasi. Hal ini, kata Bima, akan membedakan dengan alun-alun lainnya. Pada alun-alun Kota Bogor harus ada ruang untuk belajar sejarah, seperti mengenai pahlawan Kapten Muslihat, Dewi Sartika, dan sejarah Masjid Agung.

“Karena di lokasi tersebut mengandung sejarah. Jadi, ruang kontemplasi ini digarap serius, berkolaborasi dengan Disparbud termasuk dengan Diskarpus,” kata Bima. 

Ketiga, Sinkronisasi. Bima meminta pembangunan alun-alun harus terkoneksi dengan Stasiun Bogor, Masjid Agung, dan bangunan lain. “Jangan sampai gak nyambung dengan masjid. Kemegahan alun alun harus terlihat,” katanya. 

Keempat, Harmonisasi. Artinya infrastruktur penunjang seperti trotoar, parkir dan akses harus siap. Kelima, beautifikasi, yakni konsep yang bagus harus dilengkapi dengan pemilihan material yang terbaik, pohon, jogging track, termasuk toilet.

“Karena kita sudah mendeklarasikan The City of Runner (Kota Pelari). Nanti saya ingin melihat langsung bahan jogging tracknya. Kemudian ornamen Sunda itu harus ada, baik dalam bentuk kujang atau apapun,” kata Bima. 

AYO BACA : Alun-alun Kota Bogor Mulai Dibangun, 200 Lapak PKL Dibongkar

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement