REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia akan menjadikan Yogyakarta sebagai pusat kendali lalu lintas di Jalur Selatan Jawa. Nantinya, bandara-bandara yang ada di wilayah Selatan, seperti Bandara Tasikmalaya, Solo, dan Semarang pengendalian lalu lintasnya berada di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
“Kita optimalisasi Yogyakarta menjadi pusat pelayanan navigasi di area Selatan, khususnya untuk level ruang udara rendah di bawah 24.500 kaki,” kata Direktur Utama Novie Riyanto dalam Airnav Workshop di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/12).
Bandara-bandara di jalur Selatan, seperti Bandara Wirasaba, Purwokerto dan Bandara Wiriadiniata Tasikmalaya, kata dia, akan dikomersilkan statusnya menjadi enclave civil, sehingga pergerakan diperkirakan akan semakin meningkat.
“Karena itu kita butuh sentralisasi di Yogyakarta karena Bandara Wirasaba dan Wiriadinata akan dikomersilkan,” katanya.
Ditambah, lanjut Novie, Bandara Husein Sastranegara Bandung akan dijadikan pusat penerbangan pesawat baling-baling dan Bandara Kertajati hub umroh dan haji serta pesawat jet di Jawa Barat dan sekitanya.
Jalur penerbangan Selatan Jawa merupakan jalur penerbangan yang sudah dibuka untuk jalur penerbangan komersial yang sebelumnya hanya digunakan untuk jalur penerbangan pesawat militer. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kepadatan di jalur Utara Jawa.
“Kita sudah siapkan, akan semakin optimal tidak ada keluhan dari pihak lain,” katanya.
Investasi di jalur Selatan sendiri merupakan bagian dari program Airnav Indonesia di 2020, selain peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan layanan di lima destinasi pariwisata super prioritas dan pengembangan fasilitas navigasi penerbangan di Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.