REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Akses jalan warga terputus tedampak longsor terjadi di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, pada Kamis (26/12) siang. Akibatnya, warga dari Desa Linggarjati menuju Desa Garumukti atau sebaliknya, tak bisa melintas jalan itu untuk sementara waktu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan mengatakan, saat petugas di lapangan masih terus berupaya membersihkan sisa material longsoran. Sebuah alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah didatangkan untuk mempercepat upaya pembersihan.
"Alat berat yang berada di Cikajang sudah didatangkan untuk melakukan pemulihan longsor yang menutup badan jalan. Supaya jalur dapat normal kembali," kata dia, ketika dihubungi Republika, Jumat (27/12).
Menurut dia, hingga saat ini jalan sudah bisa dilalui untuk kendaraan roda dua. Sementara kendaraan roda empat masih belum dapat melintas. Meski begitu, lanjut dia, jalan itu memang jarang dilalui kendaraan roda empat.
Ia menyebut, material longsoran menutup 3 meter dari sekitar 5 meter badan jalan. Sementara tinggu material yang menumpuk mencapai 4 meter. Longoran itu terjadi pada tebing yang berada di sisi jalan.
Agus menambahkan, bencana longsor di jalan itu bukan satu-satunya yang terjadi di Kecamatan Pamulihan. Setidaknya, terdapat tiga hingga empat kejadian longsor di wilayah itu. Namun, skalanya kecil dan tak membahayakan warga secara langsung, serta tidak menimbulkan korban jiwa.
"Alhamdulillah sampai sekarang belum ada kejadian yang mengancam masyarakat. Mudah-mudahan ke depan tak ada," kata dia.
Agus menjelaskan, berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), selama Desember atau musim hujan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Garut memiliki potensi bencana longsor skala menengah-tinggi. Artinya, potensi terjadinya longsor di seluruh wilayah mencapai 50 persen ke atas.
Untuk mengantisipasinya, BPBD telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk siaga. Apalagi, saat ini musim libur Natal dan tahun baru (Nataru), yang notabene banyak wisatawan datang ke Garut. Koordinasi dinilai perlu agar kejadian bencana yang menutup akses jalan dapat dengan cepat ditanggulangi.
"Ketika ada longsor menutup badan jalan kami akan menurunkan alat berat di selatan," kata dia.
Sementara itu, Agus melanjutkan, untuk mengantisipasi potensi bencana yang mengancam warga, pihaknya telah menyiagakan relawan mulai dari tingkat desa. Dengan begitu, informasi yang disampaikan akurat ketika terjadi bencana, serta penanggulangannya dapat cepat dilakukan.
Menurut dia, BPBD juga selalu mengedukasi masyarakat untuk bisa melakukan evakuasi mandiri saat kejadian bencana. "Apabila hujan tiga jam dengan intensjtas tinggi, jangan ambil risiko. Evakuasi," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Garut, Luna Aviantrini mengatakan, lantaran bertepatan dengan musim hujan, pengamanan jalur ketika Nataru tak bisa difokuskan pada satu titik. Pasalnya, pihaknya juga telah mengirimkan sejumlah alat berat ke wilayah Garut bagian selatan, yang memiliki potensi rawan bencana lebih tinggi.
Ia menyebutkan, Dinas PUPR Kabupaten Garut memiliki delapan alat berat. Namun, sebagian besar dialihkan ke wilayah selatan. "Fokus untuk bencana kita turunkan alat berat ke selatan," kata dia.
Sementara untuk di jalan nasional dan jalan provinsi, ia meminta Dinas PUPR Provinsi juga membantu menyiagakan personel dan alat berat. Ia mengaku sudah meminta bantuan Polres Garut untuk berkoordinasi dengan Dinas PUPR Jabar.