REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) akan menggelar aksi bela Uighur di depan Kedutaan Besar China pada Jumat (27/12) siang. Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif mengklaim bahwa aksi siang ini akan dihadiri 10 ribu peserta.
"Prediksi massa yang hadir kurang lebih 10ribu. Surat pemberitahuan sudah diterima Polda Metro Jaya," ujar Slamet lewat pesan singkat, Jumat (27/12).
Front Pembela Islam (FPI) diketahui juga akan mengikuti aksi bela Uighur di depan Kedubes China. Tuntutannya sama, yakni pihaknya mengecam dan mengutuk keras tindakan zalim China terhadap etnis Uighur.
Ketua FPI Ahmad Sobri Lubis mengatakan, perampasan hak asasi manusia umat Islam Uighur di wilayah Xianjiang dinilai keterlaluan. Menurutnya, China juga menggunakan alasan de-ekstrimifikasi dan melawan radikalisme untuk merenggut HAM dan hak asasi beribadah, ekonomi, sosial, politik, dan budaya etnis Uighur.
"Sebenarnya adalah penahanan semena-mena tanpa proses hukum yang adil sesuai standar internasional," ujar Sobri.
Sobri berharap Indonesia pro-aktif untuk turut serta dalam menjaga ketertiban dunia. Dia meminta Indonesia tidak menolak utusan dari Uighur yang ingin meminta bantuan dari pemerintah Indonesia.
"Justru dengan kejadian ini menampakkan bahwasannya pemerintah Indonesia sangat-sangat lemah dalam menangani kasus pelanggaran HAM berat yang dialami oleh jutaan orang Muslim," ujar Sobri.