REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan warga Kota Pahlawan untuk saling peduli dan gotong royong. Kepedulian dan gotong royong, katanya, sudah eksis sejak sebelum teknologi TV dan CCTV ada.
"Bapak ibu zaman dahulu sebelum adanya teknologi TV dan CCTV, warga menggunakan kentongan sebagai alat komunikasi antartetangga. Kentongan itu dibunyikan terutama saat ada bencana," kata Wali Kota Risma mengawali sambutannya di acara pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XVI, Hari Kesatuan Gerak PKK (HKG - PKK) dan peringatan Hari Ibu ke-91 tingkat Kota Surabaya di Lapangan Kalibokor, Surabaya, Kamis (26/12).
Acara tersebut dihadiri Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya. Termasuk 1.800 perserta yang terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD ) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, camat, lurah, RT-RW, para kader serta masyarakat umum.
Wali Kota Risma mengingatkan kepada semua warganya agar senantiasa peduli dan bergotong royong antarmasyarakat satu dengan yang lain. Khususnya dengan tetangga dekat, agar saling peduli dan mengingatkan.
Namun demikian, kata dia, keterbatasan komunikasi saat itu tidak lantas membuat warga diam begitu saja. Mereka bersama-sama dengan guyup rukun, saling gotong-royong. Karena itulah kemudian Wali Kota Risma mengajak di era keterbukaan informasi ini, masyarakat diminta untuk lebih erat dan saling memperkuat gotong royong.
"Saat ini yang ingin saya sampaikan betapa pentingnya kebersamaan itu. Jangan dipisahkan meskipun kita berbeda suku atau agama. Jangan sampai kita pecah karena itu," ujarnya.
Pada kesempatan itu, wali kota yang juga menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini meminta kepada para camat, lurah, RT–RW untuk lebih memperhatikan warganya. Wali Kota Risma ingin agar jangan sampai ada kejadian warga yang sudah tua (lansia) dan tinggal sebatang kara.
"Tolong cari jika ada warga kita yang seperti itu, jangan sampai ada lagi. Bayangkan jika itu terjadi pada kita. Ayo harus saling peduli," katanya.
Selain itu, ia juga menegaskan kepada semua orang tua untuk saling ikut menjaga dan mengingatkan para anak-anak. Bagi dia, siapapun orang tuanya, saat anak-anak dalam keadaan tertentu, siapapun diharapkan ikut mengingatkan, misalnya saat turun hujan.
"Apalagi saat musim hujan, kita juga harus ikut mengingatkan agar anak-anak tidak main di bantaran tepi sungai. Tidak peduli anak siapapun mereka, kita tetap harus ikut menjaganya," katanya.
Apalagi, menurut dia, di tengah gempuran kemajuan teknologi ini, semakin banyak pula tantangan yang harus dihadapi para orang tua dan anak-anak. Bahkan, saat ini Indonesia sudah memasuki persaingan tingkat dunia.
Oleh karena itu, ia berharap kepada para orang tua, agar terus mendorong anak-anaknya dalam menghadapi situasi tersebut dengan mempersiapkan diri dan menggali sebanyak-banyaknya potensi.
"Penduduk indonesia ini 250 juta lebih. Maka kita harus pandai supaya kita bisa bersaing tingkat dunia karena di tahun 2016 lalu persaingan masih di tingkat Asia. Sekarang persaingannya tingkat dunia," katanya.
Maka dari itu, lanjut dia, untuk mendukung dan mewadahi potensi anak-anak tersebut, Pemkot Surabaya telah membangun ratusan lapangan olahraga. Menurutnya, upaya ini juga dilakukan agar anak-anak terhindar dari segala macam kenakalan remaja.
"Saya buatkan lapangan serta fasilitas umum (fasum) yang lain semua itu semata-mata untuk anak-anak kita semua. Agar mereka bisa menggali kemampuannya serta terhindar dari kenakalan remaja," katanya.