REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Masyarakat di sejumlah daerah di Wilayah Cirebon kecewa karena tak bisa menyaksikan detik-detik terjadinya fenomena gerhana matahari cincin (GMC), Kamis (26/12). Pasalnya, cuaca dalam kondisi berawan saat fenomena itu terjadi.
Hal itu seperti yang diungkapkan seorang warga Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Lia. Dia mengatakan, cuaca berawan membuat gerhana matahari menjadi tak terlihat.
"Ingin sekali lihat, tapi tak bisa karena cuaca berawan dan mendung,’’ kata Lia.
Hal senada diungkapkan seorang warga di Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Sari. Dia mengatakan, cuaca yang cerah pada pagi hari, tiba-tiba berubah menjadi berawan dan mendung.‘’Gerhana mataharinya tak terlihat,’’ tutur Sari.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Devi Ardiansyah, mengakui penampakan gerhana matahari di Wilayah Cirebon terganggu.
"Dari pantauan secara visual, kondisi cuaca di Wilayah Cirebon memang berawan sehingga penampakan gerhana matahari sedikit terganggu," kata Devi.
Sementara itu, terjadinya fenomena alam tersebut disambut umat Islam di berbagai daerah dengan menggelar solat sunah gerhana. Hal itu juga dilakukan jajaran Polres Majalengka, yang menggelar solat sunah gerhana matahari di Masjid Al Jamiusslohin Polres Majalengka, Kamis (26/12) pukul 12.20 WIB.
Kegiatan itu diikuti langsung oleh Kapolres Majalengka, AKBP Mariyono, para perwira dan anggota Polres Majalengka, serta ibu-ibu Bhayangkari.‘’Solat sunah ini kita lakukan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan harapan agar Polres Majalengka mendapat lindungan Allah SWT dalam menjalankan tugas sebagai pengayom dan pelindung masyarakat,’’ tandas Mariyono.