REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 248 ribu warga Kabupaten Bogor belum masih memperoleh pekerjaan alias menganggur. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus berupaya untuk menekan jumlah tersebut.
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menyatakan, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah program, salah satunya melalui layanan Bogor Career Center (BCC). Bahkan, Ade mengklaim, jumlah pencari kerja telah mengalami penurunan.
"Angka pengangguran menurun dari 9,75 persen tahun 2018 menjadi 9,06 persen di tahun 2019," kata Ade usai meresmikan BCC di Gedung Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, Kamis (26/12).
Ade menyatakan, BCC telah menjalin kerja sama dengan perusahaan di lingkup Kabupaten Bogor. Dengan demikian, BBC dapat memberikan informasi kepada pelamar kerja di Kabupaten Bogor.
Melalui BBC, Ade menerangkan, masyarakat yang selama ini sulit mencari lowongan kerja dapat terwadahi. Sebab, lanjut dia, BBC juga akan dijalankan dan disosialisasikan oleh perangkat pemerintah. "Informasi itu bisa diakses melalui para camat, lurah, atau kades, dan bisa juga langsung melalui handphone," katanya.
Ade mengungkapkan, Pemkab Bogor juga telah menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Dengan demikian, distribusi tenaga kerja di Kabupaten Bogor juga dapat lebih luas bukan hanya tingkat kabupaten. "Dengan cara ini perusahaan-perusahaan yang punya lowongan kerja menjadi terpantau. Sehingga bisa menyampaikan (lowongan/lamaran) di sini karena kami punya cadangan-cadangan tenaga kerja," jelasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bogor, Rahmat Sujana mengatakan, mayoritas penyaluran tenaga kerja di Kabupaten Bogor masih bersumber pada sektor formal yang telah terdaftar. Karena itu, dia mengatakan, disnaker juga berupaya untuk mengembangkan sektor informal.
Rahmat mengakui, mengandalkan BBC belumlah cukup untuk menampung jumlah pencari kerja. Karena itu, ia menyatakan, disnaker juga mengupayakan untuk mencetak pengusaha mandiri dan wirausaha baru. "Kalau hanya mengandalkan kesempatan kerja dari sektor formal berat. Kenapa? Karena jumlah angkatan kerja sampai saat ini saja mencapai 250 ribu orang yang belum dapat kerja," jelas dia.