Kamis 26 Dec 2019 14:44 WIB

Miras Oplosan Kembali Telan Korban di Tasikmalaya

Polisi sudah melakukan olah TKP.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Ibu korban mengenang anaknya yang meninggal dunia setelah menenggak miras oplosan di Desa Cikadongdong, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (26/12).
Foto: Bayu Adji/Republika
Ibu korban mengenang anaknya yang meninggal dunia setelah menenggak miras oplosan di Desa Cikadongdong, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dua orang pemuda asal Desa Cikadongdong, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia setelah menenggak minuman keras (miras) oplosan. Sementara dua pemuda lainnya masih harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Singaparna Medika Citrautama (SMC.

Korban pertama yang meregang nyawa bernama Agusman Riadi (21 tahun), warga Kampung Gentengkokol, Desa Cikadongdong, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Menurut keterangan keluarga korban, Agus keluar dari rumah dijemput oleh temannya pada Ahad (22/12).

Baca Juga

"Baru balik Senin (23/12) pagi dan langsumg masuk kamar. Pas bangun Salasa (24/12) pagi mengeluh mual dan mulas," kata ayah korban, Dahlan (48), ketika Republika berkunjung ke rumahnya, Kamis (26/12).

Ia mengaku tak tahu-menahu penyebab anaknya mual, mulas, dan muntah-muntah. Sementara sang anak tak banyak berbicara.

Melihat anaknya dalam kondisi sakit, Dahlan berinisiatif membawa Agus ke klinik dekat rumahnya. Oleh dokter, anaknya didiagnosis mengalami kurang darah. Sejumlah obat-obatan pun diberikan untuk memulihkan kondisinya.

Tak lama setelah kembali dari klinik, alih-alih membaik, kondisi Agus justru semakin parah. Di rumah, pemuda yang baru lulus sekolah itu terus muntah-muntah di kamar mandi.

"Di kamar mandi, dia sudah gak berdaya, sudah lemas. Sesaat setelah azan magrib, ia telah tiada. Bahkan obat juga belum diminum," kata lelaki itu sambil berusaha tegar.

Dahlan mengatakan, ibunya merasa sangat kehilangan atas kepergian Agus. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Dahlan dan Eti (43) merupakan yang paling diandalkan di rumah itu. Kakaknya telah merantau ke Sumbawa. Sementara ayahnya bekerja di Jakarta dan hanya pulang ketika liburan.

Dahlan mengatakan, kepolisian telah mendatangi rumahnya untuk meminta keterangan. Polisi, kata dia, membawa telepon genggam milik almarhum anaknya dan obat yang diberikan dari klinik.

Namun, ia mengatakan, pihak keluarga mengaku telah ikhlas menerima kepergian Agus. Keluarga, kata dia, tidak ingin menyalahkan siapapun dalam peristiwa itu. "Ini takdir dari Allah," kata dia.

Ia mengenang anaknya sebagai pemuda yang rajin. Meski belum bekerja, namun Agus sering diminta tolong oleh tetangganya untuk menyervis motor, lantaran memiliki dasar ilmu perbengkelan.

Menurut Dahlan, peristiwa yang menimpa anaknya itu merupakan hasil dari pergaulan dengan teman-temannya. "Tapi sudah lah. Saya sudah pasrah," kata dia.

Agus dimakamkan di tempat pemakaman umum di dekat rumahnya. Kini, keluaga hanya bisa mengunjungi almarhum di makamnya.

Pemuda itu bukan satu-satunya korban meninggal akibat menenggak miras oplosan. Di Kampung Kokol, yang masih berada di Desa Cikadondong, pemuda lainnya bernama Yoga Saepudin, yang juga ikut menenggak miras oplosan bersama Agus, juga meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan tetangga korban, Jubaedah (65 tahun), Yoga meninggal tak berselang lama setelah kabar Agus meninggal diumumkan melalui pengeras suara di masjid.

"Saat magrib diumumkan Agus meninggal, setelah itu Yoga sehabis isya," kata dia.

Ia mengaku tak tahu pasti penyebab para pemuda itu meninggal. Namun, dari kabar burung yang beredar, dua orang itu meninggal akibat meminum miras oplosan. Sementara dua orang lainnya Sandi (20) dan ML (17) masih dirawat di RS SMC.

Menurut dia, empat orang itu memang berkumpul di rumah Yoga. Namun, tak ada orang yang tahu aktivitas yang mereka lakukan. "Tahunya sudah meninggal dan katanya habis minum minuman," kata dia.

Berdasasrkan keterangan Polres Tasikmalaya, empat orang itu merupakan korban minum miras oplosan. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) AKP Siswo De Cuellar Tarigan mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan atas kasus itu.

"Kita sudah mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Saat ini masih kita selidiki," kata dia.

Ia mengatakan, dari TKP ditemukan bekas botol alkohol dengan kadar 96 persen dan tiga botol minuman berenergi. saat ini, pihaknya masih menunggu dua korban yang selamat untuk dimintai keterangan. Sementara, baru satu korban selamat yang dimintai keterangan secara terbatas. Sedangkan satu korban lainnya masih belum bisa diajak berkomunikasi.

Kasus miras oplosan yang menyebabkan warga meninggal dunia bukan yang kali pertama terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di Kampung Ciawi, Desa Bojonggambir, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, pada Agustus 2019. Sebanyak tiga orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya harus mendapatkan perawatan intensif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement