REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Suhu udara di Kota Batam, Kepulauan Riau, turun saat terjadi fenomena alam gerhana matahari cincin, Kamis (26/12). Wakil Direktur Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofosika Jakarta, Hendri Subakti memperkirakan, suhu udara bisa turun 1 hingga 2 derajat celcius.
"Ini karena radiasi matahari terhalang bulan," kata dia saat ikut mengamati fenomena 18 tahunan sekali itu di Dataran Engku Putri Batam.
Gerhana matahari cincin sudah mulai berlangsung sejak sekitar pukul 10.00 WIB, dan mencapai puncaknya pada pukul 12.24.27 WIB. Saat terjadi gerhana matahari cincin, intensitas cahaya matahari akan berkurang, meski tidak gelap total. Puncak gerhana matahari cincin di Batam akan berlangsung sekitar 3 menit.
"Nanti akan seperti saat magrib," ujar dia.
Kapolda Kepri, Irjen Pol Andap Budhi Revianto, yang ikut meninjau pengamanan di Dataran Engku Putri mengingatkan masyarakat untuk tidak melihat matahari secara langsung saat fenomena alam itu terjadi. Sementara itu, langit Batam nampak cerah saat gerhana matahari cincin berlangsung.
Udara juga semakin dingin dengan hembusan angin yang lebih kencang dibanding biasanya. Puluhan warga berkumpul di Dataran Engku Putri untuk menyaksikan fenomena itu bersama wisatawan dalam dan luar negeri.