Rabu 25 Dec 2019 21:26 WIB

Kemenhub Minta Operator Bus Berbenah

Kemenhub mengingatkan operator bus tak hanya mencari keuntungan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi saat mengunjungi Terminal Indihiang Kota Tasikmalaya, Rabu (25/12).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi saat mengunjungi Terminal Indihiang Kota Tasikmalaya, Rabu (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta operator angkutan darat atau bus berbena, setelah kecelakaan bus Sriwijaya yang terjadi di Pagar Alam, Sumatra Selatan. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, peran operator sangat dibutuhkan untuk menjamin keselamatan para penumpang.

"PO ini kan investasinya tidak murah, jadi kita harapkan pemilik kendaraan angkutan juga mempunyai kesadaran. Selain mengamankan investasi, kemudian bisnis, juga keselamatan," kata dia saat meninjau Terminal Indihiang, Kota Tasikmalaya, Rabu (25/12).

Baca Juga

Menurut dia, tak perlu menunggu terjadi kecelakaan untuk berbenah. Dampak kecelakaan akan mengakibatkan kerusakan material cukup berat, baik bagi operator, pemerintah, dan masyarakat.

Agar kejadian serupa tak terulang, Budi berharap kerja sama yang baik dari operator kendaraan angkutan orang untuk meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan penumpang. Ia menyebutkan, Kemenhub telah memiliki Rencana Umum Nasional untuk Keselamatan (RUNK) dan melakukan berbagai upaya antisipasi terjadi kecelakaan di jalan raya.

"Mungkin tidak secara sporadis, tapi ada kemajuan dan komitmen dari kita untuk itu. Tinggal kita harapkan kerja sama yang baik, kesadaran dari operator untuk sama-sama lebih baik," kata dia.

Ia meminta, operator bus selalu membina para pengemudinya dalam berkendara. Selain itu, ketentuan perizinan juga harus selalu ditaati. Terakhir, kendaraan harus selalu dipelihara dan dipastikan layak beroperasi.

Budi mengaku masih menemukan kendaraan yang tidak layak tapi masih dipaksakan beroperasi. Ia mencontohkan, beberapa hari yang lalu menemukan sebuah kendaraan angkutan orang jurusan Jakarta-Palabuhanratu yang memaksa beroperasi padahal rem tangan kendaraan itu sama sekali tak berfungsi.

Menurut dia, sang sopir mengaku sudah mengetahui permasalahan itu. Bahkan, ia telah melaporkan hal tersebut kepada operator.

Namun, pengemudi tetap diminta menjalankan kendaraan tersebut oleh operator. Padahal itu sangat berbahaya mengingat jalur dari Jakarta ke Palabuhanratu cukup ekstrem. Melihat itu, Budi langsung meminta seluruh penumpang turun dan sang sopir mengganti kendaraannya.

"Tapi apa mau seperti itu terus, kan banyak sekali mobil beroperasi. Itu padahal perusahaan yang cukup besar," kata dia tanpa mau sebutkan nama perusahaan bus tersebut.

Ia mengingatkan operator bus tak hanya mencari keuntungan, melainkan juga menjaga keselamatan penumpang. Karena itu, semua pihak harus bekerja sama meningkatkan layanan untuk penumpang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement