REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG— Perjalanan di medan berbukit dan berliku memang mengasyikan pada siang hari. Namun berbeda dengan perjalanan malam hari yang melelahkan di Pagaralam, Sumatra Selatan (Sumsel). Kenikmatan tidur penumpang Bus Sriwijaya dari Bengkulu tujuan Palembang berlabuh di jurang Liku Lematang, Desa Perahu Dempo, Kota Pagaralam, Senin (23/12) pukul 23/12.
Puluhan penumpang tak kuasa menahan sakit akibat benturan keras di dalam bus, saat meluncur bebas sedalam sekira 150 meter.
Kondisi penumpang tertidur pulas, menyebabkan banyak penumpang yang meninggal dan luka-luka setelah kepala Bus Sriwijaya BD 7031 AU masuk setengah badan ke dalam Sungai Lematang.
Berdasarkan keterangan yanG diperoleh Republika.co.id, Rabu (25/12) siang, Kantor SAR Palembang menyatakan, pada hari pertama evakuasi berhasil membawa 28 orang penumpang yang meninggal dan 13 orang yang selamat meski mengalami luka-luka. Proses evakuasi penumpang di dalam bus, dan juga yang hanyut akan dilakukan pada Rabu.
Selain tim SAR, terdapat juga petugas BPBD Pagaralam, Polres Pagaralam, tim Tagana, dan juga tak ketinggalan masyarakat Desa Perahu Dempo, yang turut memberikan bantuan saat proses evakuasi. Warga yang membantu korban penumpang bus, tersebut sempat beredar informasi dan foto-fotonya di media sosial sejak Senin (24/12) siang.
Dalam keterangan persnya, Rabu (25/12), Humas Kantor SAR Palembang, Dayu Willy, mengatakan proses evakuasi terhambat masalah lokasi jatuhnya Bus Sriwijaya, dengan kedalaman lebih dari 100 meter. Selain itu, kata dia, kecuraman jurang juga menjadi kendala proses evakuasi. “Proses evakuasi dan pencarian masih dilanjutkan Rabu,” katanya.
Tim evakuasi menyatakan, proses evakuasi dan pencarian korban bus masuk jurang tersebut masih terus dilakukan. Pencarian korban yang hayut juga dilakukan tim gabungan di Sungai Lematang.
Hingga saat ini, sudah terevakuasi 41 penumpang bus. Diperkirakan korban lainnya masih akan bertambah, mengingat jumlah penumpang bus melebihi 50 orang.
Warga Kota Pagaralam bersama Tim SAR gabungan turut memberikan pertolongan kepada korban yang terjebak dalam bus. Faisal (36 tahun), warga Kota Pagaralam mengatakan, banyak warga membantu petugas di lapangan mengangkut korban meninggal dan luka-luka.
Korban meninggal dan luka dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Basemah Pagaralam.
Faisal yang mendapat keterangan dari korban yang selamat namun luka-luka, Bus Sriwijaya saat perjalanan dari Bengkulu ke Palembang, sebelumnya sempat oleng. Sopir menghentikan bus sejenak dan penumpang disuruh ke luar dari bus. Tak berapa lama, sopir bus melanjutkan perjalanan malam itu, namun ban mobil bus terperosok ke siring perbukitan dan masuk jurang.
“Bus sempat berhenti sekali, penumpang di suruh turun. Belum tahu apa kerusakannya. Lalu jalan lagi,” kata Faisal menirukan ucapan seorang ibu korban luka-luka yang selamat saat berada di RSUD Basemah Pagaralam.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam, mengatakan kecelakaan tunggal Bus Sriwijaya yang masuk jurang di Liku Lematang masih dalam penyelidikan petugas di lapangan. “Dugaan sementara bus ini remnya blong sehingga menyebabkan kecelakan,” kata Iptu Rizky.
Menurut dia, sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan di bukit Liku Lematang dan jatuh ke Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter.
Saat ini Polres Pagaralam dan tim SAR lainnya terus melakukan upaya evakuasi korban yang diperkirakan masih ada korban yang terjebak di dalam bus.
Dia mengatakan, proses evakuasi korban mengalami kendala, karena aliran Sungai Lematang yang cukup deras dan kuat, sehingga petugas yang menyelam mencari korban mengalami kesulitan. n Mursalin Yasland