Selasa 24 Dec 2019 12:35 WIB

BNPB Minta Pembalak Liar di Sumbar Ditindak Tegas

Beberapa waktu terakhir, Sumbar diterjang sejumlah bencana.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Pembalakan liar - ilustrasi
Pembalakan liar - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta pemerintah daerah bersama kepolisian tegas memberikan sanksi kepada oknum yang membabat pohon. Baik itu pohon di pinggir pantai, di hutan konservasi dan hutan lindung.

Pohon menurut Doni merupakan tanaman pelindung dari bencana. Di mana keberadaan pohon mampu menyerap air ke dalam tanah dan juga menjadi tameng bila terjadi bencana tsunami.

Baca Juga

"Pemerintah provinsi dan aparat hukum, agar sanksi tegas yang membabat pohon di pinggir pantai dan hutan konvernsi dan hutan lindung," kata Doni usai mengikuti rapat koordinasi membangun kesadaran masyarakat secara kolektif dalam mengurangi resiko bencana banjir dan banjir bandang di Kota Padang, Senin (23/12).

photo
Kepala BNPB Doni Monardo

Doni menyinggung mengenai rentetan bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra Barat dalam dua bulan terakhir. Doni mendengar hampir semua pakar membicarakan kondisi Sumatra Barat yang rawan bencana. Mulai dari gempa megatrust di Kabupaten Kepulauan Mentawai, potensi gempa akibat patahan lempeng Semangko serta dikelilingi gunung api.

Semua elemen masyarakat di Sumbar kata Doni harus waspada dengan segala potensi bencana ini. Menurut dia, masyarakat harus terus diberikan sosialisasi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana supaya dapat meminimalisir jatuhnya korban.

Dan salah satu cara yang harus dilakukan untuk meminimalisir bencana kata Doni harus berdamai dengan alam.

"Pepatah Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru. Jadi mitigasi bencana paling baik adalah berdamai dengan alam. Alam jangan dirusak, kalau dirusak alam pasti akan marah dan mengamuk," ucap Doni.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement