REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Papua Barat mensinyalir anak-anak dan remaja semakin terancam penyalahgunaan narkoba. Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP Papua Barat, Arianti Damanik menyebutkan saat ini pihaknya merehabilitasi sekitar 30 orang korban penyalahguna narkoba serta zat adiktif lainnya.
Sebagian besar dari mereka adalah remaja di bawah umur. "Ini bervariasi, ada yang cuma positif pengguna ganja atau sabu-sabu. Ada juga teridentifikasi positif pengguna kedua-duanya," kata dia pada Senin (23/12).
Selain narkotika, tidak sedikit pasien rehabilitasi adalah penyalahguna lem aibon serta bensin. Satu orang terpaksa dirujuk ke rumah sakit jiwa karena sudah sulit diobati.
"Satu orang yang kami rujuk tadi, dia positif menggunakan sabu-sabu, ganja, juga lem aibon. Dampaknya cukup parah terhadap kejiwaanya," tutur Arianti.
Untuk kategori anak-anak, sebagian besar masih berada di kelas bensin, lem aibon, dan ganja. "Ini sangat memprihatinkan sehingga butuh peran semua pihak untuk menekan kasus di Papua Barat," kata dia lagi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Papua Barat, Indah Perwitasari pada kesempatan sebelumnya mengungkapkan lem aibon menjadi pintu masuk penyalahgunaan ganja serta narkoba jenis lainnya. "Penghirup aibon selama ini memang sebagian besar anak-anak. Sebagian sedang dalam proses pembinaan di P2M dan rehabilitasi," sebut Indah.
P2M, lanjut Indah, akan terus melakukan penjangkauan dan pembinaan. "Penyalahgunaan lem aibon tidak mengenal status. Dari temuan kami di lapangan, anak pejabat juga sudah ada yang positif, begitu juga seorang ibu rumah tangga," kata dia.