Senin 23 Dec 2019 15:28 WIB

11 Situs di Jatim akan Terus Dieksplorasi

11 situs terbaru selama 2019 tersebar di sembilan kabupaten/kota Jatim

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Proses ekskavasi Situs Pendem, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (14/12).
Foto: Dok. BPCB Trowulan Jatim
Proses ekskavasi Situs Pendem, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur (Jatim) akan terus berusaha mengeksplorasi 11 situs bersejarah terbarunya. Situs-situs baru tersebut telah berhasil ditemukan selama 2019.

Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, 11 situs terbaru selama 2019 tersebar di sembilan kabupaten/kota Jatim. Temuan-temuan tersebut antara lain Situs Sekaran di Kabupaten Malang, Situs Pataan di Lamongan, Situs Sumberbeji, Kedaton dan Rejoagung di Jombang. Kemudian Situs Kumitir di Mojokerto, Situs Sumbergayu di Nganjuk dan Situs Pendem di Kota Batu.

Adapula temuan situs di Kota Blitar bernama Gandog. Lalu Situs Klotok di Kota Kediri dan Situs Ganesha di Magetan. "Semuanya itu perlu dieksplor," kata pria disapa Wicak ini kepada Republika, Senin (23/12).

Berdasarkan hasil analisis sementara, Situs Sekaran berkaitan tentang hunian masa di Kerajaan Singosari. Sementara tiga situs di Jombang diprediksi tentang tata kota masa Kerajaan Majapahit. Lalu Situs Klotok tentang Kerajaan Kadiri sedangkan temuan Sumbergayu berhubungan dengan tata kota masa Panjalu - Jenggala.

Tim BPCB Trowulan memperkirakan Situs Gandog di Blitar memiliki hubungan dengan kekuasaan Majapahit. Sementara untuk Situs Pendem diprediksi dibangun di era Mataram Kuno - Singosari.  "Dan Situs Ganesha di Magetan terkait dengan persebaran wilayah Kadiri di sisi barat," jelasnya.

Dari 11 situs terbaru, Wicak tak menampik, menemukan kendala untuk mengeksplorasi temuan situs di lokasi. Beberapa di antaranya seperti di Situs Rejoagung, Situs Kedaton dan Situs Kumitir. Kendala ini berkaitan dengan izin dan kompensasi kepemilikan tanah sehingga membutuhkan proses waktu lebih lama.

Meski menemukan kendala, Wicak memastikan, ekskavasi untuk menemukan data baru di situs-situs akan terus dilanjutkan. Hal ini terutama pada proses penggalian di Situs Kumitir, Mojokerto, Jatim. Sebab, pemerintah pusat telah merencanakan untuk menggelontorkan dana kurang lebih Rp 10 miliar di situs tersebut.

Wicak mengaku, timnya belum menentukan jadwal ekskavasi secara pasti di tahun mendatang. Namun dia memperkirakan proses ini kemungkinan besar dilaksanakan sekitar April atau Juni 2020. "Ini masalah cuaca, ekskavasi agak susah dilakukan saat musim hujan," ucap Wicak.

Eksplorasi lebih lanjut terhadap temuan-temuan baru di Jatim pada dasarnya sangat penting dilakukan. Sebab, hal ini akan mempengaruhi data baru kesejarahan Indonesia. "Tanpa data, pihak lain tidak akan bisa menafsir kebaruan sejarah bangsa kita kan?" kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement