REPUBLIKA.CO.ID, PAGARALAM -- Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru minta masyarakat khususnya di Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat tidak khawatir pada adanya serangan harimau. Hal itu karena selama ini hewan itu tidak mengganggu.
Warga Kota Pagaralam dan sekitarnya diharapkan tidak terpancing dengan isu yang belum jelas kebenarannya (hoaks) terkait dengan teror harimau Sumatera. Teror tersebut saat ini marak beredar dari mulut ke mulut atau melalui media sosial.
“Masyarakat tidak perlu takut yang berlebihan, tetaplah beraktivitas seperti biasa. Namun tetap waspada dan tidak boleh beraktivitas seorang diri," kata gubernur di Palembang, Jumat usai kunjungan kerja dan rakor di Pagaralam.
Gubernur menegaskan pada dasarnya antara manusia dan alam terjadi interaksi yang saling berkaitan. Demikian juga dengan warga yang bermukim di wilayah Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat dan sekitarnya.
"Manusia itu sahabat alam, masyarakat Pagaralam ini juga sahabat harimau, harimau tidak akan menyerang jika habitatnya tidak terganggu. Karena itu, masyarakat saya minta jangan sekali-kali mengganggu habitat harimau," kata gubernur.
Demikian juga dengan perusahaan, jika ada perusahaan yang merusak hutan atau alam dirinya akan berikan teguran langsung.
Dia mengatakan, berdasarkan sejumlah fakta yang didapatnya dari laporan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel tidak benar adanya isu ada tujuh harimau Sumatera yang berkeliaran meneror warga. Apalagi sampai berkelompok, sebab harimau lanjut gubernur, tidak berjalan secara berkelompok.
Informasi yang tidak benar ini dinilai sangat merugikan Kota Pagaralam.
Dia mengaku sudah melaporkan masalah harimau itu kepada Kementerian Lingkungan Kehutanan dan Kehutanan (KLKH) RI. Laporan itu termasuk terkait dengan kasus harimau Sumatera yang sempat viral karena menyerang beberapa warga hingga tewas beberapa waktu lalu.
Sementara Ketua Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Genman Suhefti Hasibuan mengatakan BKSDA Wilayah II Lahat telah melakukan upaya mengatasi isu harimau Sumatera. Hal dilakukan dengan sejumlah langkah di antaranya koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan keberadaan satwa liar yang dilindungi.
“Kami juga laporkan hingga saat ini sudah ada lima orang yang menjadi korban, tiga meninggal dunia dan dua orang lagi luka-luka yang cukup serius. Semuanya penyerangan terjadi di kawasan hutan lindung yang merupakan habitat harimau tersebut. Kita dari BKSDA sudah melakukan sejumlah langkah yakni sosialisasi dan koordinasi dengan pihak terkait."