Kamis 19 Dec 2019 20:37 WIB

Usai Bela Uighur, Oezil 'Dipersekusi' Secara Bertubi-tubi

Di China, Oezil kini diboikot karena mengecam penindasan Muslim Uighur di Xinjiang.

Mesut Oezil
Foto: EPA-EFE
Mesut Oezil

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan A, Afrizal Rozhikul Ilmi, Rossi Handayani, Imas Damayanti, Anggoro Pramudya

Pembelaan gelandang Arsenal, Mesut Oezil atas nasib Muslim Uighur ternyata berbuntut serangan balik terhadapnya secara bertubi-tubi. Tidak cukup dengan kritik, makian, dan protes dari warganet, kini otoritas di China juga melakukan pemboikotan hingga sensor terhadap semua hal terkait dengan Oezil.

Baca Juga

Sebagaimana dilaporkan Reuters, Reaksi keras oleh China dimulai saat stasiun televisi milik pemerintah China, CCTV dan layanan streaming PPTV membatalkan penayangan bigmatch Arsenal vs Manchester City pada Ahad (15/12) lalu. Pada laga itu, Oezil bermain sejak menit pertama.

Oezil juga diserang dan direndahkan di Weibo, platform media sosial Cina yang diikuti sekitar empat juta orang. Ditambah lagi, situs web berita olahraga paling terkenal di Negari Tirai Bambu, Hupu, juga menghapus semua berita atau pencarian seputar Oezil.

Setelah itu, platform komunikasi berpengaruh di China, Baidu Tieba, juga menutup forum yang didedikasikan untuk Oezil. Pendiri Baidu mengatakan, "Dibandingkan dengan kepentingan nasional, hobi pribadi apa pun tidaklah penting."

The Times juga melaporkan bahwa mesin-mesin pencari daring di China menghapus nama Oezil dari daftar hasil. Tak sampai di situ, sejumlah situs jual beli daring terkemuka, seperti Taobao, juga menarik penjualan jersey Oezil.

Dilaporkan Guardian, penggemar Oezil di China membakar jersey pemain dengan nomor punggung 10 itu. Asosiasi Sepak Bola China juga mengeluarkan pernyataan bahwa Oezil telah melukai perasaan orang-orang China akibat unggahan "Turkistan Timur" di Twitter pada Jumat pekan lalu.

Yang terbaru, seperti dilaporkan Daily Mail, Rabu (18/12), nama dan karakter Oezil dihapus dari gim sepak bola Pro Evolution Soccer (PES) 2020. NetEase, perusahaan yang merilis gim PES di China, mengatakan bahwa komentar Oezil atas Uighur telah, "Melukai perasaan penggemar China dan melanggar semangat cinta dan damai dalam olahraga".

Merespons Oezil, Pemerintah China menyebut gelandang Arsenal itu telah dibutakan oleh berita palsu terkait konflik etnis Uighur. Pemerintah China mengaku bersedia mengundang sang pemain untuk mengunjungi Xinjiang agar dapat membedakan yang benar dan yang salah.

Namun, Wakil Direktur Penelitian di Lembaga Hak Asasi Manusia China, Frances Eve menilai apa yang dilakukan Oezil sudah benar. Bahkan, kata Eve, Oezil berhak mendapat tepuk tangan atas keberaniannya untuk berbicara tentang Uighur. Hal itu dinilai akan membangun kepedulian terhadap salah satu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terburuk di era modern.

Dia mengungkapkan, Pemerintah China melakukan pembersihan etnis di Xinjiang dan dunia seharusnya tidak tinggal diam. Para ahli di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggambarkan wilayah itu sebagai "zona tanpa hak" di mana orang Uighur diperlakukan sebagai musuh negara karena identitas agamanya.

Terlebih, baru-baru ini dokumen rahasia pemerintah Cina bocor dan menambah bukti tentang sistem kamp konsentrasi yang menampung lebih dari satu juta muslim Uighur. Eve mengatakan, ini adalah penahanan terbesar dari etnis minoritas agama sejak perang dunia kedua.

photo
Para pemrotes Turki dan Uyghur memegang foto-foto pemain sepak bola Turki Arsenal Mesut Oezil karena pesan dukungannya kepada Turkestan Timur selama protes melawan China di Istanbul, Turki, 14 Desember 2019.

Sikap Arsenal

Pihak Arsenal juga tak tinggal diam atas kehebohan yang ditimbulkan oleh pemain utamanya itu. Klub yang bermarkas di London itu memilih untuk mengambil jarak dari sikap politik Oezil.

"Arsenal selalu menjadi organisasi yang apolitis. Terkait pernyataan Mesut Oezil di media sosial, Arsenal harus menjelaskan bahwa itu adalah pendapat pribadi Mesut," demikian keterangan resmi Arsenal, Senin (16/12).

Sedangkan Arsene Wenger, mantan pelatih Arsenal, menyebut bahwa Oezil memiliki hak untuk menyatakan sikap demikian. Namun, pelatih legendaris Arsenal itu juga menyebut bahwa Oezil harus siap menerima semua konsekuensinya.

"Apa yang dia (Oezil) katakan adalah tentang dirinya sendiri dan bukan Arsenal, dan Anda akan menerima konsekuensinya sendiri," kata Wenger, yang mendatangkan Oezil dari Real Madrid pada 2013 silam itu, dikutip BBC, Kamis.

Yaya Toure, mantan gelandang Manchester City, mengkritik sikap Oezil tersebut. Pemain asal Pantai Gading yang juga beragama Islam itu menyebut Oezil telah membuat pilihan yang salah.

"Pemain harus tetap dengan sepak bola, politisi tetap dengan politik, Anda tidak dapat terlibat dengan hal-hal seperti ini karena itu akan menarik banyak masalah," kata Toure saat berada di China dikutip The Telegraph.

Sikap Yaya Toure itu sangat berkebalikan dengan Oezil. Bahkan, sikap Yaya Toure itu adalah sesutu yang dikritik Oezil dalam tulisan pembelaannya pada etnis Uighur:

"Tidakkah mereka tahu bahwa bersikap netral saat penindasan terjadi adalah penghinaan? Tidakkah mereka tahu bahwa saudara-saudari kita (Uighur) akan mengingat kesedihan ini beberapa tahun kemudian sebagai bukan dari akibat tirani, tetapi akibat sikap diam kita, saudara Muslim mereka?"

photo
Doa Oezil untuk Muslim Uighur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement