REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah mengimbau kepada para pemimpin gereja di Jawa Tengah agar tidak menyelenggarakan ibadah Natal dengan jumlah jamaah besar, di rumah tinggal. Imbauan ini disampaikan guna menjamin keamanan serta kelancaran ibadah Natal, oleh umat yang merayakan.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, sudah bertemu dengan para pimpinan gereja di seluruh Jawa Tengah. Mereka melaporkan --di samping gereja-- memang ada beberapa rumah tinggal yang akan dijadikan sebagai tempat untuk ibadah perayaan Natal.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Jawa Tengah mengaku telah menyampaikan --sebisa mungkin-- rumah tinggal tidak digunakan untuk mengundang jamaah yang besar dalam rangka kegiatan ibadah Natal. Karena petugas keamanan –baik dari unsur TNI maupun Polri—sudah disebar di lebih dari 2.800-an tempat ibadah (gereja) yang ada di Jawa Tengah, sebagai obyek pengamanan pada Nataru kali ini.
“Ini merupakan jumlah personel yang cukup besar, maka kami mengimbau, kalau bisa perayaan dan ibadah natal dilaksanakan di gereja-gereja dan bukan di rumah tinggal,” ungkapnya, usai memimpin Apel Siaga Pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di lapangan Pancasila, Semarang, Kamis (19/12).
Kecuali, jika kegiatan yang dimaksud bersifat pribadi dan tidak mendatangkan jamaah dalam jumlah yang banyak, misalnya merayakan bersama keluarga besar sendiri. “Jika ingin mengundang jamaah dalam jumlah yang besar lebih baik Natal dilaksanakan di gereja,” tegas Rycko.
Masih terkait dengan pengamanan kegiatan ibadah dan perayaan Natal di Jawa Tengah, Kapolda juga menyampaikan, jika aparat kepolisian juga telah mendapatkan dukungan pengamanan dari unsur ormas agama lain, dalam hal ini Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Bahkan mulai kemarin juga sudah diturunkan personel Banser untuk membantu di gereja-gereja yang ada di Jawa Tengah. “Kita ucapkan terimakasih kepada Gus Yaqut (Yaqut Cholil Qoumas) yang kemarin sudah datang dan langsung bertemu dengan saya untuk langsung menyerahkan kekuatan Banser yang akan membantu menjaga gereja-gereja di seluruh Jawa Tengah,” tambahnya.
Terkait hal ini, kapolda juga sangat mengapresiasi dan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada banser. Karena inilah gambaran dari toleransi serta kerukunan antar umat beragama yang ada di Jawa Tengah ini.
Pada bagian lain, Kapolda juga menyampaikan dalam rangka perayaan malam pergantian tahun nanti, aparat kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan konvoi kendaraan roda dua di jalanan umum. Menurutnya, konvoi itu ada risikonya. Sebaiknya tidak usah konvoi apalagi dengan melanggar ketertiban berlalu lintas, misalnya tidak mengenakan helm untuk keselamatan berkendara atau mengganti knalpot dengan suara yang memekakkan.
“Tidak perlu konvoi, kalau berkendaraan roda dua juga harus tetap mematuhi aturan berlalu lintas, seperti mengenakan helem pengaman. Kalau mau ular-ularan cukup jalan kaki saja dan jangan merayakan dengan menyalakan petasan,” kataRycko.