Selasa 17 Dec 2019 18:08 WIB

Puluhan Kecamatan di Majalengka Rawan Pergerakan Tanah

Pemerintah Majalengka melakukan antisipasi bencana.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Pergerakan tanah di Majalengka terdapat di sejumlah titik kecamatan.
Foto: Antara
Pergerakan tanah di Majalengka terdapat di sejumlah titik kecamatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Memasuki Desember 2019, puluhan kecamatan yang tersebar di Kabupaten Majalengka memiliki potensi mengalami pergerakan tanah. Upaya antisipasi pun telah dilakukan.

Berdasarkan data dari website www.vsi.esdm.go.id Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, disebutkan kecamatan di Kabupaten Majalengka yang memiliki potensi pergerakan tanah pada Desember 2019, yakni Kecamatan Argapura, Bantarujeg, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Kadipaten, Kasokandel, Kertajati, Lemah Sugih, Leuwi Munding, Maja, Majalengka, Malausma, Panyingkiran, Pembantu Banjaran, Pembantu Cigasong, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi, Talaga dan Sukahaji.

Baca Juga

Daerah-daerah itu mengalami potensi gerakan tanah menengah–tinggi. Untuk potensi menengah, menunjukkan bahwa daerah tersebut mempunyai potensi menengah terjadi gerakan tanah. 

Pada zona itu dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Potensi tinggi berarti daerah tersebut mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona itu dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal. Gerakan tanah lama pun dapat aktif kembali. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Agus Permana, mengakui, wilayah Kabupaten Majalengka memang rawan bencana pergerakan tanah, longsor dan banjir.

Untuk bencana pergerakan tanah dan longsor, kata dia, kerawanan terjadi di wilayah Majalengka selatan yang merupakan dataran tinggi dan memiliki kemiringan lahan yang cukup miring. “Sedangkan bencana banjir, rawan terjadi di wilayah Majalengka utara,” tutur dia.

Khusus menghadapi bencana pergerakan tanah, kata dia, BPBD Kabupaten Majalengka bersama Badan Geologi Bandung telah melakukan survei terhadap daerah-daerah yang dinilai rawan bencana tersebut.

Agus mengungkapkan, pihaknya juga sudah memberikan sosialisasi dan latihan penanganan bencana kepada para aparat desa. 

Dengan demikian, ujar dia, mereka sudah memahami apa yang harus dilakukan jika bencana benar-benar terjadi. ‘’Mereka juga diminta segera melapor kepada kami jika bencana terjadi,’’ kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement