Selasa 17 Dec 2019 16:36 WIB

Serum Anti Ular Tersedia di Seluruh Rumah Sakit Bogor

Serum anti bisa ular ada di rumah sakit, tapi di Puskesmas tidak ada.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andi Nur Aminah
Ular Kobra
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ular Kobra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menjelaskan serum anti bisa ular (ABU) disediakan di setiap rumah sakit di Kota Bogor. Namun, Dinkes menyatakan, serum anti bisa ular tidak disediakan di Puskesmas.  "Serum anti bisa ular ada di rumah sakit, tapi di Puskesmas tidak ada ya," Kepala Dinkes Kota Bogor Rubaeah kepada Republika.co.id, Selasa (17/12).

Rubaeah menyatakan untuk memperoleh pelayanan serum ABU, pasien tetap harus membayar biaya. Sebab, Rubaeah menyatakan, Dinkes Kota Bogor belum menyatakan tanggap terhadap gigitan ular kobra. "Bayarlah. kan itu mahal. Dinkes belum tanggap. Belum nasional kan, belum KLB (Kejadian Luar Biasa)," jelasnya.

Baca Juga

Untuk diketahui, satus KLB diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/SK/VII/2004. KLB dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Rubaeah mengatakan, di Kota Bogor belum ada kejadian yang perlu diwaspadai secara berlebihan. Karena itu, dia menjelaskan, Dinkes Kota Bogor masih mematok tarif untuk serum anti ular berbisa. "Kalo kisaran saya belum cek lagi. Karena kita juga belum ada antisipasi sendiri untuk kobra," kata Rubaeah.

Direktur Utama Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kota Bogor Ilham Chaidir mengatakan, serum ABU dipergunakan untuk semua bisa ular. Ilham menjelaskan, RSUD tidak memiliki serum yang secara spesifik menangani bisa ular kobra. "Itu biasanya semua sepesifik anti bisa ular bisa semua. Artinya bisa dipakai untuk gigitan semua jenus ular," kata Ilham.

Dia menjelaskan, persediaan serum tersebut berada di bawah pengawasan Dinkes Kota Bogor. Karena itu, jika terjadi kejadian gigitan ular, pihak RSUD Kota Bogor akan segera berkoordinasi dengan Dinkes.

"Karena kita tidak punya penyimpanan untuk vaksin ya. Serum itu memang harus lebih hati-hati ya. Bisa gampang rusak oleh perubahan suhu," tuturnya.

Ilham mengungkapkan, serum ABU disediakan oleh pemerintah pusat melalui Departemen Kesehatan, Kementrian Kesehatan yang dibagi ke pemerintah kota/kabupaten. Dia menjelaskan serum ABU hanya sebagai upaya untuk mengantisipasi.

Meskipun sedang marak ditemukan banyak anak ular kobra termasuk di Kota Bogor, sejauh ini, lmenyatakan, RSUD Kota Bogor belum pernah menerima pasien akibat gigitan ular kobra. "Mudah-mudahan juga tidak ada kasus gigitan ular kobra ya," kata dia.

Kendati begitu, kata Ilham, pihaknya tetap melakukan antisipasi. Sebab, gigitan ular kobra dapat mengakibatkan homilisis (menghancurkan sel darah merah). "Kita juga mengantisipasi itu. Kita minta dipersediakan untuk itu, kalo misalnya nanti ada kasusnya," katanya.

Ilham mengatakan, stok serum ABU di RSUD Kota Bogor juga tak terlalu banyak. Hingga kini, dia mengatakan, pihaknya hanya memiliki dua stok serum ABU. "Serumnya itu ada stok opname dua atau tiga. Tetapi itu disimpan secara makro di Dinas Kesehatan," katanya.

Berbeda dengan Dinkes, Ilham menjelaskan, untuk mendapatkan layanan serum ABU, pasien yang terkena gigitan ular hanya perlu menunjukkan asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Meskipun tak menyebut jumlah besaran biaya, Ilham menjelaskan, pasien akan memperoleh keringanan.

"Kalau misalnya ada kasus gigitan ular seperti itu dari Dinkes akan ada keringanan-keringanan. Itu ada diskresi antara Dinkes dan Rumah Sakit," katanya.

Di Kabupaten dan Kota Bogor penemuan anak ular kobra mulai bermunculan. Awalnya, puluhan anak ular kobra ditemukan di Royal Citayam Residence, Bojonggede, Kabupaten Bogor. Setidaknya, ditemukan sebnayak 34 anak ular kobra dalam waktu satu minggu lebih. Kemudian, penemuan-pemenuan anak ular terus berlanjut di wilayah Jabodetabek. Di Jakarta, Depok hingga ke Kota Bogor.

Paling hangat, di Kota Bogor yakni pada Sabtu (14/12/2019) pagi. Warga Kampung Kayumanis, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor menemukan ular kobra. Warga dikejutkan dengan penemuan seekor anak kobra meliuk-liuk hendak masuk ke dalam rumah saat warga melakukan kerja bakti di lahan kosong. Namun, hingga saat ini belum ditemukan pasien yang dilarikan ke rumah sakit akibat gigitan ular kobra.

Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement