Selasa 17 Dec 2019 09:13 WIB

Warga Surabaya Dimbau Waspadai Dampak Curah Hujan Tinggi

Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat mewaspadai dampak curah hujan tinggi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Memasuki Musim Hujan (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Memasuki Musim Hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dampak anomali cuaca. Dimana beberapa wilayah di Jawa Timur akhir-akhir ini dilanda hujan lebat dengan disertai angin kencang. Angin kencang tersebut di antaranya terjadi di Madiun, Bojonegoro, dan Bangkalan.

Eddy mengingatkan beberapa hal yang harus diwaspadai masyarakat, memasuki musim hujan tersebut. Pertama, masyarakat diimbau agar rutin melakukan pengecekan instalasi atau peralatan listrik yang ada di rumah. Menurutnya, tahun lalu, walaupun memasuki musim hujan, kebakaran sering kali terjadi.

Baca Juga

"Kebakaran ini kebanyakan diakibatkan karena konsleting listrik akibat air hujan," kata Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto di Surabaya, Senin (16/12).

Eddy juga mengingatkan masyarakat, ketika berkendara di saat turun hujan, agar tidak berteduh di bawah pohon yang rindang, serta baliho-baliho yang besar. Karena, kata dia, ketika curah hujan dan angin kencang, berpotensi menyebabkan baliho atau pohon tersebut roboh.

Eddy juga menyarankan kepada para orang tua agar mengawasi anak-anaknya saat main air hujan. Sebab, dampak anomali cuaca saat ini membuat kandungan gas monoksida air hujan cukup tinggi. Bahkan kalau bisa, kata dia, jangan membiarkan anak-anak bermain air hujan.

"Dahulu hujan menyehatkan, tapi sekarang karena anomali musim, kandungan gas monoksida air hujan cukup tinggi dan berpotensi juga hujan batu yang kecil-kecil. Mohon dihindari anak-anak kita agar menjauh tidak hujan-hujan," ujarnya.

Selanjutnya, Eddy berpesan kepada para pengendara agar tidak berteduh dan parkir di bawah viaduk, fly over, halte l, atau jembatan penyeberangan orang (JPO) saat terjadi hujan. Karena kata dia, itu bisa menggangu arus lalu lintas. Makanya dia mengingatkan agar masyarakat selali membawa jas hujan saat bepergian di musim hujan.

Eddy juga berpesan kepada seluruh masyarakat Surabaya agar rutin melakukan pengecekan genangan air. Sebab, kata dia, ketika terjadi genangan air, maka potensi datangnya penyakit tinggi. Seperti, gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Tolong dicek semuanya, ketika musim hujan ada penampungan-penampungan itu jangan sampai ada genangan," katanya.

Eddy mengatakan, untuk mendukung kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana di musim hujan, Pemkot Surabaya telah menyiapkan delapan posko terpadu dengan 35 pos pantau yang tersebar di beberapa wilayah Kota Surabaya. Menurut Eddy, posko terpadu tersebut sebagai langkah cepat untuk mengantisipasi ketika terjadi kejadian-kejadian yang tak diharapkan.

"Dari jajaran Kasatgas Linmas kelurahan, PMK dan Satpol PP juga kita siapkan dalam rangka menghadapi musim penghujan ini," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad  menyampaikan beberapa langkah agar aman saat berkendara di musim hujan. Di antaranya, agar melakukan pemeriksaan lampu kendaraan apakah berfungsi dengan baik atau tidak.

"Kedua, periksa juga kondisi tekanan udara dalam ban secara rutin. Periksa juga kondisi kontrol utama komponen kendaraan anda, yaitu kemudi, pedal, rem, gas maupun kopling, apakah sudah dalam kondisi baik," jelas Irvan.

Irvan juga berpesan kepada para pengendara motor agar menggunakan alas kaki yang tidak licin, serta tahan air agar aman. Di samping itu, para pengendara motor juga diimbau agar menyiapkan jas hujan dalam bentuk baju dan celana. Dia juga mengimbau pengendara mengurangi kecepatan, karena pada saat hujan permukaan jalan menjadi licin.

"Selain itu, jaga jarak aman kendaraan anda dengan pengendara lain saat hujan. Serta, jangan sembarangan untuk menerobos genangan air, karena kita tidak tahu kedalamannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement