REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah masih akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Pembangunan infrastruktur ini diperlukan untuk memperkokoh fondasi daya saing dalam negeri.
"Kita ingin memperkokoh fondasi dalam kita berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain. Sesakit apapun harus berani kita tahan agar pembangunan infrastruktur betul-betul rampung dan selesai," ujar Jokowi saat membuka Musrenbangnas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12).
Infrastruktur-infrastruktur yang dibangun itu akan disambungkan dengan berbagai kawasan produktif, seperti kawasan industri, kawasan produksi pertanian dan perikanan, dan juga kawasan wisata.
Karena itu, Jokowi menginstruksikan seluruh pemimpin daerah untuk melanjutkan tugasnya menyambungkan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah ke pusat ke berbagai kawasan produksi di daerah.
"Tugas bapak ibu dan saudara semuanya adalah menyambungkan itu. Kalau tidak memiliki kemampuan di APBD, bisa konsultasi pada Menteri PUPR. Berkonsultasi. Nanti saya takutnya diasosiasikan lain, semuanya berbondong-bondong konsultasi," Pak APBD saya tidak mampu". Lha ini yang bahaya," ujar Jokowi.
Ia mencontohkan, jalan tol yang perlu disambungkan dengan kawasan pertanian serta bandara yang dapat disambungkan dengan kawasan wisata, dan sebagainya.
Jokowi kemudian menyebutkan lima kawasan wisata yang pembangunan infrastrukturnya tengah menjadi konsentrasi pemerintah. Yakni Labuan Bajo, Manado, Yogyakarta, Mandalika, dan juga Danau Toba.
"Setelah ini selesai, tugasnya menteri pariwisata untuk promosi besar-besaran. Kemudian melanjutkan kementerian PU, Kementerian perhubungan untuk membangun lima berikutnya. Bangka Belitung, Wakatobi, Bromo, Raja Ampat, dan Morotai," jelasnya.
Presiden kemudian menyebut terdapat beberapa daerah yang tak mampu menghubungkan infrastruktur yang telah dibangun oleh pempus ke kawasan-kawasan produktif di daerahnya. Lima tahun yang lalu, Jokowi mengaku mendatangi ke sebuah provinsi untuk menyaksikan pembangunan bendungan.
Namun ketika sudah rampung dibangun, bendungan tersebut tak dimanfaatkan untuk mengaliri irigasi di sekitarnya. Ada pula pembangunan pelabuhan di provinsi di Kalimantan. Namun pemerintah daerahnya juga tak mampu menyambungkan pelabuhan itu dengan kawasan produksi lainnya.
"Bendungan dibangun, sudah ada bendungannya, sudah bertahun-tahun irigasi nggak ada. Untuk apa bendungan itu? Tapi saya nggak usah tunjukkan di provinsi mana," kata dia.