REPUBLIKA.CO.ID, SARILAMAK - Lima dari enam rumah yang kena dampak pergerakan tanah di Kenagarian Koto Alam, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, ambruk dan tidak bisa dihuni lagi. Menurut Wali Nagari Koto Alam Abdul Malik, rumah yang ambruk terdiri atas dua rumah permanen dan tiga rumah semi permanen.
"Lima rumah itu telah amblas, turun ke bawah. Yang sebelumnya hanya retak besar dan belum turun, sekarang sudah turun dan membuat bangunan itu bergeser. Rumah tidak dapat dihuni lagi, jika tanah terus bergerak akan membuat rumah benar-benar hancur, jadi berbahaya jika ditinggali," katanya diKoto Alam, Senin (16/12).
Warga yang rumahnya ambruk mengungsi ke rumah sanak keluarga mereka. Pemerintah Nagari juga telah membangun posko pengungsian dan menggalang bantuan.
Menurut Abdul, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota telah menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak pergerakan tanah. Bupati dan Wakil Bupati juga telah turun melihat langsung kondisi rumah warga yang ambruk akibat pergerakan tanah.
Abdul mengatakan bahwa penyebab pasti pergerakan tanah di nagarinya belum diketahui pasti, namun ada dugaan hujan dengan intensitas tinggi merupakan pemicunya.
"Selain itu lokasinya memang berada di tepi jalan lintas, jadi semakin parah karena banyaknya kendaraan yang lewat," katanya.
Pemerintah Nagari akan mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten agar merelokasi warga yang rumahnya terdampak pergerakan tanah ke area yang lain.
"Supaya warga dapat direlokasi agar tidak ada korban jiwa dan kerugian materil lebih banyak," kata Abdul.