REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Unit Pelayanan Bandar Udara (UPBU) Kalimarau, Berau yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali meraih prestasi. Badan Layanan Umum (BLU) ini meraih penghargaan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
Zona integritas merupakan predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi / Wilayah Birokrasi Bersih Melayani WBK/WBBM dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti menyampaikan apresiasi kepada Bandara Kalimarau. Dimana sebelumnya, Kemenhub telah mengusulkan sebanyak 51 unit / kantor untuk mendapatkan predikat ZI – WBK kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dari jumlah itu sebanyak 12 kantor berhasil lolos dan empat di antaranya merupakan unit kerja di lingkungan Ditjen Hubud, termasuk Bandara Kalimarau.

Pelayanan Bandar Udara (UPBU) Kalimarau, Berau meraih penghargaan sebagai ZI-WBK. (Foto : Istimewa)
“Kami memberikan apresiasi kepada Bandara Kalimarau yang telah berhasil mendapatkan predikat ZI – WBK sebagai wilayah birokrasi yang bersih dan melayani. Dan kami berharap prestasi ini dapat dipertahankan dan dapat di contoh oleh UPBU dan BLU di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara lainnya,” kata Polana, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, di Jakarta.
Ia menambahkan, prestasi Ini merupakan langkah awal dalam penataan sistem penyelenggaran pemerintah yang baik melalui reformasi birokrasi. Polana berharap, semoga capaian ini dapat menginspirasi dan mendorong unit kerja lainnya untuk mewujudkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi.
Polana menjelaskan, melalui Peraturan Presiden No 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 telah ditetapkan tiga target pencapaian sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akutanbilitas organisasi, pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta peningkatan pelayanan publik.
“Ditjen Hubud terus melakukan pembinaan kepada seluruh unit kerja untuk terus melakukan manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan peningkatan kualitas pelayanan publik, “ kata Polana.
Sementara itu, Kepala Bandara Kalimarau, Berau, Bambang Hartoto mengatakan bahwa penghargaan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi ini mendorong pihaknya selaku pengelola bandara semakin meningkatkan pelayanan jasa bandara yang transparan, menjadi semakin baik dan kompetitif, menuju standar pelayanan bertaraf kelas internasional.
"Kami bersyukur atas raihan penghargaan tersebut yang tentunya melengkapi pencapaian pada ini, artinya kinerja pelayanan yang diberikan sangat diperhatikan oleh pengguna jasa. Setiap penghargaan yang kami terima menjadikan kami untuk terus memacu perbaikan layanan kami untuk terus lebih dan lebih dari pencapaian yang ada saat ini,” katanya.
Bandara Award
Sebelumnya, Bandara Kalimarau, Berau meraih juga penghargaan pada ajang Bandara Awards 2019 yang digelar oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bekerja sama dengan Majalah Bandara. Tidak tanggung-tanggung, Bandara Kalimarau meraih dua penghargaan, First Winner Best Airport 2019 untuk Kategori UPBU kelas I dan Special Award untuk Kategori UPBU kelas I.
Bandara Kalimarau menyisihkan bandara lain melalui survei yang dilaksanakan terhadap 100 bandara yang terdiri dari 13 bandara PT Angkasa Pura I (Persero), 16 bandara PT Angkasa Pura II (Persero), dan bandara-bandara di lingkungan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I, II, III.
Penyeleksi Bandara Award ini adalah dengan disurvei melalui kuisioner para penumpang. Tidak kalah pentingnya, dewan juri yang kredibel dalam bidang layanan ke bandar udaraan yang terlibat di antaranya adalah Herry Bakti S. Gumay (Ketua), Tengku Burhanuddin, Ninok Leksono, Dudi Sudibyo, Erwin Nurdin, Olivia Zalianty, Otong Rukmana, Polana B. Pramesti dan Esthy Reko Astuty.