REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman mulai melaksanakan pantauan harga sembako ke sejumlah pasar. Ini dilakukan untuk melihat pergerakan harga sembako menjelang Nataru.
Pantauan dilaksanakan Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman. Agenda ini turut melibatkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY.
Kabid Pembinaan Pengembangan dan Perdagangan Tradisional Disperindag Kabupaten Sleman, Haris Martapa mengatakan, pantauan harga menyasar pasar tradisional maupun modern. Kali ini, dilakukan ke tiga pasar.
Mulai dari Pasar Pakem, Lotte Mart sampai Indogrosir. Haris menilai, persediaan bahan pokok di Kabupaten Sleman dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sleman hingga tutup tahun 2019 nanti.
Ia berpendapat, harga-harga sembako cenderung stabil. Tapi, mengakui ada beberapa komoditi yang sudah mulai bergerak naik seperti cabai dan daging sapi.
"Cabai mengalami kenaikan 10 persen, yakni dari harga Rp 28.000 per kilo menjadi Rp 30.500, daging sapi super dari harga 120.000 menjadi Rp 140.000 ribu, selebihnya harga tetap stabil," kata Haris.
Tri Saktiana dari Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY merasa, belum ada perbedaan signifikan harga saat ini dan beberapa bulan lalu. Tapi, ia mengakui perbedaan harga pasar tradisional dan harga pasar modern.
"Bisa kita pahami memang bisnis utama di pasar modern bukan panganan segar seperti cabai, bawang merah dan bawang putih," ujar Tri.
Sedangkan, untuk persediaan beras, ia berpendapat, masih dapat untuk mencukupi kebutuhan masyarakat hingga empat bulan ke depan. Pasalnya, didukung Bulog sebanyak 40 ribu ton.