REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, dalam waktu dekat ini segera mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT). Pengoperasian BRT diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terutama wilayah yang tidak dilalui kendaraan umum.
”Rencananya kita operasikan BRT pada awal tahun 2020," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon Yoyon Indrayana di Cirebon, Sabtu.
Yoyon mengatakan akan ada sembilan BRT yang dioperasikan untuk melayani warga, terutama mereka yang tidak dilalui kendaraan umum.Sembilan BRT itu lanjut Yoyon, melayani dua trayek di Kota Cirebon.
Pertama trayek utara yang dimulai dari pertigaan berlian, bypass, kedawung, pilang, krucuk, kesenden dan pegambiran."Sedangkan trayek kedua mulai dari daerah Argasunya hingga ke kota tua. Dengan waktu tempuhnya sekitar 1 jam 40 menit," ujarnya.
Keberadaan BRT ini menurut Yoyon sebenarnya bukan untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas di Kota Cirebon.Keberadaan BRT lebih merupakan suatu solusi atas kebutuhan masyarakat Kota Cirebon terhadap angkutan umum.
Untuk itu Yoyon berharap keberadaan BRT bisa membuat warga akhirnya beralih menggunakan BRT dibandingkan kendaraan pribadi maupun angkutan daring yang ada saat ini."Kemacetan dikarenakan banyaknya kendaraan pribadi yang ada saat ini dan semoga adanya BRT warga bisa beralih," katanya.