Sabtu 14 Dec 2019 08:21 WIB

Bupati: Banjir Solok Selatan karena Kerusakan Hutan

Daerah tangkapan hujan sekarang minim pohon besar sehingga menyebabkan banjir

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Foto udara kondisi banjir yang merendam pemukiman di Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muara Labuah, Kab.Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (13/12/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Foto udara kondisi banjir yang merendam pemukiman di Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muara Labuah, Kab.Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (13/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan penyebab banjir di Solok Selatan selama dua bulan terakhir karena curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama. "Curah hujan yang tinggi, daya tampung sungai tak mampu menampung debit air," kata Muzni, Sabtu (14/12).

Tapi penyebab lain menurut Muzni juga karena daerah hulu sungai atau daerah tangkapan hujan telah rusak akibat aktivitas penebangan liar dan juga penambangan liar.

Daerah-daerah hulu atau tangkapan hujan yang harusnya dapat menyerap air ke tanah sekarang minim pohon-pohon besar. Sehingga air guyuran hujan deras langsung mencari tempat rendah atau sungai. Sehingga debit air yang masuk ke sungai menjadi tinggi hingga meluap ke pemukiman masyarakat.

"Hulu sungai itu dari hutan. Kayu-kayu di sana ditebang penebang liar. Jadinya air hanya sebagian kecil meresap ke tanah," ucap Muzni.

Muzni menjelaskan di Solok Selatan terdapat banyak sungai. Ia menyebut sungai-sungai di Solok Selatan merupakan sungai hulu yang semuanya bermuara ke Sungai Batanghari.

"Makanya julukan Solok Selatan itu juga Negeri Seribu Sungai," kata Muzni menambahkan.

Untuk mencegah banjir untuk jangka panjang, Muzni akan mengajak tokoh masyarakat baik itu tokoh adat, tokoh agama, pemuda dan lain-lain agar menanamkan perilaku peduli terhadap keselamatan lingkungan. Kejadian bencna yang beruntun melanda Solok Selatan dalam dua bulan terakhir kata Muzni tak lain akibat perilaku oknum tidak bertanggung jawab menebang pohon-pohon secara liar.

Selain menjaga perilaku Muzni ingin masyarakat aktif melaporkan bila mengetahui adanya aktivitas penebangan liar. Karena untuk menjaga hutan ini menurut Muzni tidak dapat hanya mengandalkan aparat penegak hukum saja.

Solok Selatan kembali dilanda banjir dan tanah longsor pada Jumat (13/12) kemarin di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Sangir Batanghari.

Bencana berdampak terhadap 815 kepala keluarga (KK) dengan jumlah total 2.551 jiwa. Kemudian setelah pendataan secara akutar dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Solok Selatan yang dibantu TNI, Polri beserta masyarakat mencatat 750 rumah terendam banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement