Jumat 13 Dec 2019 19:48 WIB

Nataru, Pertamina MOR IV Siap Tambah Pasokan BBM

Kesiapan satgas Nataru Pertamina MOR IV tahun ini bakal mendapat tantangan baru.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja mengontrol mobil tangki pendistribusian bahan bakar minyak.
Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara
Pekerja mengontrol mobil tangki pendistribusian bahan bakar minyak.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lonjakan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019/ 2020 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkirakan mencapai 15 persen dari rata-rata kebutuhan BBM normal harian.

Menyikapi hal ini, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional (MOR) IV meyiapkan antisipasi dengan menambah stok BBM hingga 1.931 kiloliter (KL) untuk jenis gasoline seperti premium, pertalite, dan pertamax.

“Sehingga, jika konsumsi harian rata-rata BBM jenis gasoline mencapai 13.038 Kiloliter (KL), pada saat libur Nataru nanti ditambah menjadi 14.969 KL,” jelas General Manager (GM) Pertamina MOR IV, Iin Febrian, di Semarang.

Khusus untuk wilayah Jawa Tengah, rata-rata kenaikan konsumsi BBM pada akhir tahun nanti diprediksi mencapai 15 persen. Maka Pertamina MOR IV juga menambah pasokan BBM jenis gasoline ini dari 11.084 KL per hari menjadi 12.698 Kiloliter.

Selain antisipasi lonjakan kebutuhan BBM kendaraan ini, masih jelas Iin, stok LPG di wilayah Jawa Tengah dan DIY juga akan ditambah sebanyak 7,9 persen dari rata- rata konsumsi harian normal.

Jika di luar kebutuhan Nataru stok LPG mencapai sebesar 3.867 Metric Ton (MT), maka untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan masyarakat pada Nataru nanti, Pertamina MOR IV bakal menambah stok hingga menjadi 4.174 MT.

Sedangkan untuk kesiapan stok elpiji PSO (bersubsidi) di wilayah Jawa Tengah, akan ditambah hingga sebanyak enam persen dari rata-rata konsumsi harian normal. “Yakni dari 3.138 MT menjadi 3.326 MT dan LPG Non PSO ditambah sebanyak 30,8 persen dari 244 MT menjadi 319 MT,” lanjutnya.

Ia juga menyampaikan, guna mendukung kelancaran pelayanan pasokan dan distribusi BBM dan elpiji, di wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut, Pertamina MOR IV juga membentuk satuan tugas (satgas) Nataru 2019/ 2020.

Satgas ini bakal efektif bekerja mulai 18 Desember 2019 sampai 8 Januari 2020 mendatang. “Satgas ini juga dibentuk guna mengoptimalkan penyaluran BBM dan elpiji di wilayah kerja Pertamina MOR IV,” tegasnya.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, kata Iin, prediksi kenaikan konsumsi produk BBM tertinggi bakal terjadi untuk BBM jenis gasoline, khususnya untuk produk Pertamax dan Pertamax Turbo.

Diperkirakan konsumsi BBM jenis Pertamax di wilayah Jawa Tengah dan DIY bakal mencapai 18 persen, sedangkan kenaikan konsumsi BBM jenis Pertamx Turbo diprediksi akan mencapai  20 persen.

“Pertamax diprediksi akan naik dari rata-rata konsumsi harian normal sebesar 2.124 KL menjadi 2.505 KL. Sedangkan untuk jenis Pertamax Turbo diperkirakan bakal melonjak dari 34 KL menjadi 41 KL,” jelasnya.

Ia juga memperkirakan untuk produk BBM jenis gasoil diperkirakan akan turun hingga sembilan persen. “Dikarenakan akan banyak industri yang akan libur, termasuk adanya pembatasan operasional truk angkutan barang,” tambahnya.

Sementara itu, Unit Manager Communication and CSR Pertamina MOR IV, Anna Yudhiastuti menambahkan, kesiapan satgas Nataru Pertamina MOR IV tahun ini bakal mendapat tantangan baru.

Sebab arus wisatawan yang akan datang ke wilayah Jawa Tengah dan DIY melalui jalur darat pada libur akhir tahun ini diprediksi akan lebih banyak, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sejak dioperasionalkannya tol Trans Jawa, wilayah kerja Petamina MOR IV di Jawa Tengah menjadi salah satu destinasi favorit bagi masyarakat yang ingin berlibur akhir tahun. Karena semakin mudah dijangkau dengan mobil pribadi secara cepat.

“Maka, selain antisipasi dengan menambah stok, kami juga memiliki kewajiban untuk mengoptimalkan pelayanan kebutuhan BBM dan elpiji di seluruh wilayah operasional Pertamina MOR IV,” ungkapnya.

Khusus untuk pelayanan di jalan tol Trans Jawa (utara), Pertamina menyiapkan sebanyak 21 titik pelayanan BBM, yang terdiri atas enam titik kios Mobile Dispencer, empat titik kios kemasan, empat titik SPBU modular, dan tujuh titik SPBU reguler.

Sedangkan untuk di jalur selatan, selain SPBU reguler, Pertamina MOR IV menyiapkan dua titik kios BBM kemasan serta dua titik Pertashop. Strategi-strategi memperkuat ketahanan distribusi yang dilakukan adalah dengan  menyiagakan selama 24 jam suplai point BBM.

Masing-masing terdiri atas tujuh Terminal BBM (fuel terminal) dengan didukung sebanyak 458 armada mobil tangki. Hal yang sama juga dilakukan untuk menjamin pasokan elpiji, dengan manyiagakan dua depot elpiji selama 24 jam dan juga didukung oleh 22 SPPBE (Stasiun Pusat Pengisian Bulk Elpiji) untuk siap selama masa libur akhir tahun ini.

Sementara untuk memperkuat layanan penyaluran BBM dan elpiji di masa libur akhir tahun ini, Pertamina telah mengondisikan lembaga penyalur baik SPBU dan pangkalan elpiji untuk melayani masyarakat.

Dengan demikian, terdapat total 868 SPBU yang berada di lokasi strategis (jalur mudik dan wisata) yang telah dikoordinasikan untuk dapat beroperasi selama 24 jam dan 4.755 pangkalan eliji PSO serta 490 outlet elpiji non PSO di Jawa Tengah yang akan tetap buka di tanggal merah/hari libur dengan mempertimbangkan waktu ibadah.

“Secara keseluruhan kami telah siap untuk melayani konsumen BBM dan elpiji serta penumpang maskapai penerbangan selama hari raya Natal dan libur Tahun Baru 2020,” tambah Anna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement