Jumat 13 Dec 2019 15:43 WIB

Warga Kota Batu Temukan Bata Bersejarah Saat Tanam Alpukat

Penyelamatan situs dilakukan atas permintaan masyarakat Desa Pendem.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan ekskavasi di situs Pendem, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), Jumat (13/12).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan ekskavasi di situs Pendem, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), Jumat (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Warga Desa Pendem, Junrejo, Kota Batu, Anton Adi Wiboyo tidak menyangka akan menemukan situs bersejarah di daerahnya. Padahal pria berusia 42 tahun tersebut semula hanya ingin menanam pohon alpukat sekitar dua pekan lalu.

"Tempatnya di sebelah timur tanah makam keluarga. Dan rencananya sudah lama mau saya tanami pohon alpukat," ujar Anton kepada wartawan di Desa Pendem, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), Jumat (13/12).

Baca Juga

Di saat mulai menggali, Anton dan beserta rekan-rekannya justru menemukan tumpukan batu bata merah. Temuan ini terjadi sebanyak dua kali di lokasi serupa. Karena temuan tersebut, Anton pun terpaksa menghentikan kegiatannya lalu melaporkan pada pemerintah desa.

Menurut Anton, informasi adanya batu bata telah lama diketahui masyarakat setempat sejak dahulu. Hal ini lebih tepatnya sebelum era 1960-an di mana banyak ditemukan bata kecil berserakan. Masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan sebutan "Punden Boto-boto".

Dengan adanya temuan tersebut, tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur (Jatim) pun diturunkan. Sejumlah anggota telah mulai melakukan ekskavasi di Desa Pendem, Junrejo, Kota Batu, Jatim. Kegiatan ini rencana sementara dilaksanakan dari Jumat (13/12) sampai Sabtu (14/12).

 

Arkeolog dari BPCB Trowulan, Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, penyelamatan situs dilakukan atas permintaan masyarakat Desa Pendem. Hal ini terutama ihwal penemuan struktur bata pada 26 November lalu. Kemudian lembaganya langsung melakukan berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Pemerintah Desa (Pemdes) Pendem serta komunitas budaya Malang.

"Kita melakukan ekskavasi untuk membuktikan bentuk dan luasan struktur bangunan bata yang ditemukan dua pekan lalu itu," jelas pria yang disapa Wicak tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement