REPUBLIKA.CO.ID, GARUT— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menyebutkan, sejak awal memasuki musim hujan akhir 2019 sudah tercatat sebanyak 20 kejadian bencana alam melanda sejumlah daerah dan menimbulkan kerugian materi di Tasikmalaya.
"Sejak awal Desember 2019 terjadi 20 kejadian bencana alam di wilayah Tasikmalaya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Wawan R Efendi kepada wartawan di Tasikmalaya, Kamis (12/12).
Dia menuturkan, Kabupaten Tasikmalaya sudah memasuki musim penghujan sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya beberapa ancaman bencana alam.
Jenis kejadian bencana alam yang sering terjadi di Tasikmalaya, kata dia, di antaranya angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor di sejumlah kecamatan. "Potensi bencana tinggi jadi kalau sudah hujan kita selalu siaga," katanya.
Dia menyampaikan, BPBD Tasikmalaya telah melakukan berbagai upaya termasuk sosialisasi kepada masyarakat untuk meminimalisasi risiko dampak dari bencana alam.
Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana alam, kata Wawan, sebaiknya mengungsi ke tempat yang aman ketika turun hujan deras dan berlangsung lama. "Kalau hujan dengan intensitas tinggi dan lama sebaiknya mengungsi untuk mencegah terjadinya korban jiwa," katanya.
Dia menambahkan, BPBD Kabupaten Tasikmalaya mencatat daerah yang rawan bencana alamnya cukup tinggi yakni Kecamatan Salawu, Cipatujah, Sukaresik, dan Culamega.
BPBD Tasikmalaya, lanjut dia, telah melibatkan masyarakat atau sukarelawan yang siaga tanggap bencana untuk melakukan langkah pertama membantu masyarakat ketika terjadi bencana alam. "Setiap kecamatan kita memiliki 75 orang relawan, kita juga punya desa tangguh bencana," katanya.