REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Riksa budaya Jawa Barat diharapkan dapat dilaksanakan oleh seluruh kapubaten/kota di Jawa Barat. Dengan demikian, akan terjadi gerakan yang menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai budaya di seluruh wilayah Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, budaya memiliki hubungan yang erat dengan pariwisata. Pasalnya, budaya di tempat pariwisata akan dapat memberikan nilai lebih bagi wisatawan yang datang untuk berkunjung ke tempat tersebut.
‘’Budaya sangat mempengaruhi prospek dari kegiatan pariwisata. Budaya juga mencerminkan keadaan alam dan sosial suatu wilayah yang akan menjadi destinasi pariwisata,’’ kata Emil.
Untuk itu, Pemprov Jabar pun berkomitmen untuk menjadi provinsi pariwisata dan menjadikan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian di Jawa Barat. Sebagai bentuk komitmen bahwa pariwisata sebagai lokomotif perekonomian Jabar, Pemprov Jabar membangun pariwisata tipe 1, tipe 2 dan tipe 3.
Tak hanya melalui Riksa Budaya, lanjut Emil, mulai tahun depan halaman belakang Gedung Sate juga akan dijadikan sebagai tempat pagelaran budaya dari 27 kabupaten/kota di Jabar. Setiap dua minggu, pihaknya akan mengundang setiap daerah untuk menggelar pagelaran budayanya masing-masing di Gedung Sate.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, mengapresiasi dipilihnya Kabupaten Indramayu sebagai lokasi pelaksanaan Riksa Budaya Jawa Barat 2019. Dia berharap, kegiatan itu akan terus menumbuhkan kecintaan pada seni dan budaya di hati masyarakat.
‘’Kekayaan budaya di Indramayu dan Jabar harus terus dilestarikan,’’ tegas Taufik.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, gubernur berkesempatan menyaksikan penampilan pagelaran wayang cepak dan wayang potel. Gubernur dan para pejabat Forkopimda Kabupaten Indramayu juga berkesempatan menari bersama para penari.