Rabu 11 Dec 2019 18:25 WIB

Kementan Lepas Ekspor Kopi dan Cengkeh ke 6 Negara

Total volume ekspor komoditas kopi dan cengkeh sebanyak 449,6 ton

Pelepasan ekspor kopi dan cengkeh ke enam negara.
Foto: Istimewa
Pelepasan ekspor kopi dan cengkeh ke enam negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pelepasan Ekspor kopi dan cengkeh. Pelepasan ini berlangsung di Gudang PT. Asal Jaya Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (10/12)

Pada acara simbolis pelepasan ekspor ini dikirimkan total volume ekspor komoditas kopi dan cengkeh sebanyak 449,6 ton (total 24 container) dengan total nilai ekspor  1.006.712 dolar AS  atau sekitar Rp14,09 miliar. Kopi didapatkan dari Poktan binaan di Kabupaten Malang, sedangkan cengkeh dari poktan di daerah Ambon, Maluku.

Untuk kopi seberat 382,8 ton (20 kontainer) dengan nilai ekspor 646.252 dolar AS (Rp.9,05 miliar) dan negara tujuan Mesir, Inggris, Italia, Jepang. Sedangkan untuk cengkeh sebesar 66,8 ton (4 container) dengan nilai ekspor 360.460 dolar AS (Rp.5,05 miliaar) dan negara tujuan Pakistan dan India.

"Kalau kita kaitkan dengan semangat kita yang sudah disampaikan oleh bapak menteri pertanian, kita punya program yang kita sebut dengan Gerakan  Tiga Kali lipat ekspor produk pertanian, yang kita singkat dengan GERATIK," kata Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Kasdi Subagyono

Perusahaan tersebut, kata dia, telah mengekspor 40 ribu ton maka diharapkan akan tingkatkan 5 tahun ke depan menjadi 120 ribu ton. "Pertanyaan bagaimana memperoleh atau mencapai 120 ribu ton ? tentu pemerintah tidak akan tinggal diam, tadi baru saja kita fasilitasi karantina saja sudah semangat apalagi difasilitasi yang lain," tutur Kasdi.

Menurut Kasdi di belakang eksportir ada peran pihak yang mensuplai produk kopinya yakni pekebun. Di sana ada petani, yang notabennya masih harus ditingkatkan usahanya untuk memperoleh tingkat kesejahteraannya. "Ini tidak mudah, maka kerja sama antara pasar dengan produsen (petani) itu harus dijalin dengan lebih baik," ucapnya.

"Pemerintah dalam hal ini bukan lagi pendekatan proyek dan tidak lagi pendekatan program semata. Tapi kita kemas dalam perspektif gerakan yang namanya gerakan harus meningkat," kata Kasdi.

Untuk itulah menurut Kasdi ditetapkan tekad 3 kali lipat harus meningkat. Tentu APBN dan APBD tidak akan cukup untuk memfasilitasi para pekebun supaya produksinya cukup untuk diekspor. Karena menurut perhitungan APBN APBD paling hanya meng-cover  25 - 30 persen.

"Lantas bagaimana dengan 70 persen? Nah pemerintah juga sudah menyediakan melalui instrumen perbankan pembiayaan.  Kita akan support dengan pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat). KUR di sektor pertanian ini sudah menjadi komitmen dari pada Bapak Presiden dan menteri pertanian. Kita akan alokasikan sekitar 50 triliun, dan 27,3 triliun dialokasikan  untuk sub sektor perkebunan paling tinggi, maka kita manfaatkan itu," ujar Kasdi.

PT. Asal Jaya merupakan salah satu eksportir komoditas perkebunan seperti kopi, kakao dan cengkeh di JawaTimur. Perusahaan ini sudah menjalankan bisnis ekspor ke 48 negara di kawasan Eropa, Asia, Amerika, Afrika dan Timur Tengah.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement