Rabu 11 Dec 2019 18:05 WIB

Pelatih China di Balik Sukses Indonesia Raih Emas Voli Putra

Li Qiujiang juga pernah membawa tim voli putra Indonesia meraih emas SEA Games 2009.

Li Qiujiang
Foto: Antara Foto/Risyal Hidayat
Li Qiujiang

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah puasa medali emas selama 10 tahun terakhir, tim bola voli putra Indonesia akhirnya berhasil menjadi juara pada SEA Games 2019. Pada babak final, di Philsports Arena, Metro Manila, Selasa (10/12), Rivan Nurmulki dan kawan-kawan meraih emas setelah unggul telak 3-0 (25-21, 27-25, 25-17) atas tuan rumah, Filipina.

Tim Indonesia yang sudah haus akan emas dari cabang olahraga bola voli langsung memberikan tekanan meski tuan rumah Filipina mendapatkan dukungan penuh suporter fanatiknya. Emas sendiri terakhir kali diraih Indonesia pada SEA Games 2009 Laos.

Baca Juga

Meski bermain sebagai tim tamu, Sigit Ardian dan kawan-kawan tidak terlihat canggung. Spike-spike keras tipikal pemain Indonesia terus dilakukan meski lawan juga tidak tinggal diam. Indonesia bahkan sempat tertekan meski akhirnya mampu mengakhiri pertandingan dengan skor 25-21.

Memasuki set kedua pertandingan jauh lebih ketat. Tuan rumah yang dimotori John Vic de Gusman ini juga tidak kalah sengit dalam memberikan perlawanan. Perolehan poin pun cukup ketat dan bahkan masing-masing tidak bisa unggul jauh.

Tim Merah Putih yang sejak awal menargetkan medali emas terus melakukan kombinasi serangan melalui Rivan Nurmulki maupun Sigit Ardian dan dimotori langsung sang kapten Nizar Munawar. Berkat ketenangan, timnas mampu kembali unggul 27-25.

Memasuki set ketiga, Indonesia yang sudah unggul 2-0 terus melancarkan serangan. Permainan yang diperagakan kedua tim hampir sama dengan dua set sebelumnya. Hanya saja anak asuh Li Qiujiang ini mampu unggul hingga kedudukan 16-11.

Unggul lima poin membuat semangat pemain Indonesia bertambah. Pelan tapi pasti poin demi poin berhasil diraih. Akhirnya timnas yang sudah haus gelar itu mampu mengakhiri pertandingan dengan skor 25-17.

Kemenangan tim bola voli putra atas tuan rumah Filipina menjadi hiburan bagi kontingen Indonesia yang dilanda paceklik medali emas pada Selasa atau hari terakhir menjelang penutupan SEA Games 2019. Dari sembilan cabang di mana kontingen Indonesia menempatkan atletnya di babak final, hanya meraih dua emas dari voli putra dan Muhammad Ariq Noor cabang olahraga jiu-jitsu kelas -120 kilogram (kg) putra.

Yang paling mengecewakan tentunya kegagalan timnas U-22 Indonesia yang pada babak final cabang sepak bola kalah telak 0-3 dari Vietnam. Ditambah raihan 7 perak dan 11 perunggu, secara total kontingen Indonesia mengumpulkan 72 medali emas, 84 medali perak, dan 110 medali perunggu.

photo
Klasemen SEA Games 2019

Peran Lu Qiujiang

Kesuksesan tim bola voli putra Indonesia tak bisa lepas dari sosok pelatih, Li Qiujiang. Pria asal China ini bisa dikatakan sebagai salah satu aktor kembalinya emas bola voli putra setelah sepuluh tahun terlepas.

Mr Li, begitu ia disapa, memang akrab dengan medali emas bagi tim bola voli putra Indonesia. Prestasi Mr Li membawa emas pada SEA Games 2019, mengulangi prestasi yang pernah dicapai bersama timnas Indonesia pada SEA Games 2009 Laos dan SEA Games 2007 di Thailand.

"Indonesia meraih emas setelah empat SEA Games. Terakhir 2009. Lawan Filipina kita bermain bagus. Menang 3-0 saat penyisihan dan di final menang 3-0," kata Mr Li seusai laga final melawan Filipina, Selasa.

Pada laga final kontra Filipina, kejelian Li sangat terlihat pada set ketiga. Sejak awal, Li memasukkan Hernanda Zulfi yang bertugas sebagai middle blocker. Blok-blok Nanda terbukti sukses membuat spiker-spiker Filipina frustrasi sehingga Indonesia berhasil unggul dengan selisih skor lima angka.

Posisi libero yang utamanya ditempati oleh Bastian Tamtomo juga sempat dirotasi oleh Li pada set kedua dengan memasukkan Fahreza Rakha Abhinaya. Sempat tertinggal dua poin, Indonesia kemudian berhasil memaksa duece dan akhirnya membalikkan keadaan setelah berhasil meredam smes-smes spiker Filipina.

Kembalinya emas ke Indonesia juga diapresiasi sang manajer tim Sutjiadi Gunawan. Menurut dia apa yang diraih oleh Putu Randu dan kawan-kawan adalah buah dari kerja keras serta kekompakan tim selama pertandingan berlangsung.

"Kami bersyukur bisa memenangkan pertandingan dan meraih emas. Dari awal kita memang berniat memenuhi target yakni emas. Keyakinan inilah yang membuat kita menang," kata Sutjiadi usai pertandingan.

"Ini penantian 10 tahun, artinya ini kebanggaan untuk bangsa. Kecintaan terhadap bola voli meningkat dan dukungan masyarakat semakin bertambah, sehingga sekarang tinggal bagaimana PBVSI bisa terus konsisten mendukung mereka ini," kata menambahkan.

Sementara itu, kapten timnas bola voli putra Nizar Zulfikar mengaku kemenangan ini diharapkan menjadi pemacu semangat untuk berprestasi lebih baik. Pihaknya juga berharap kepada PBVSI untuk fokus membangun tim. Berkaca dari Thailand dan Filipina yang melakukan pembinaan secara berjenjang dan dilakukan pelatnas cukup panjang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement