Rabu 11 Dec 2019 14:07 WIB

Pakaian Renang Nike, Bagian dari Industri Senilai Rp 4.000 T

Kesuksesan Nike Pro Hijab bawa Nike merilis koleksi pakaian renang berhijab.

Rep: Rizkyan Adiyudha/Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Potret atlet anggar Ibtihaj Muhammad mengenakan Nike Pro Hijab dipamerkan bersama busana Muslim di ajang Contemporary Muslim Fashions di Museum de Young, San Francisco, di tahun 2018. Tahun depan Nike akan merilis koleksi pakaian renang bagi wanita berhijab.
Foto: EPA
Potret atlet anggar Ibtihaj Muhammad mengenakan Nike Pro Hijab dipamerkan bersama busana Muslim di ajang Contemporary Muslim Fashions di Museum de Young, San Francisco, di tahun 2018. Tahun depan Nike akan merilis koleksi pakaian renang bagi wanita berhijab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nike sudah sejak dua tahun lalu mengeluarkan koleksi pakaian olahraga untuk wanita berhijab. Tahun depan Nike meluncurkan deretan pakaian renang khusus untuk pengguna hijab.

Pakaian renang Nike akan menutupi penuh tubuh penggunanya, sesuai kebutuhan wanita berhijab. Koleksi pakaian renang teranyar itu bisa dipesan secara global mulai 1 Februari 2020.

Baca Juga

"Desain Nike Victory Swim Collection melayani berbagai kebutuhan dari preferensi kesopanan hingga perlindungan terhadap sinar matahari," kata Nike seperti diwartakan CNN, Rabu (11/12).

Untuk sementara, Nike hanya akan menjajakan koleksi pakaian renang terbaru itu di gerai ritel tertentu secara daring. Nike mengatakan, koleksi itu mewakili komitmen perusahaan terhadap desain inklusif sekaligus memberikan wanita dengan inovasi yang mendobrak untuk menikmati olahraga.

Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu menerangkan, kain dirancang agar ringan, bernapas dan cepat kering serta perlindungan matahari UPF40+. Pakaian yang menutupi seluruh tubuh itu tersedia bersama dengan jilbab yang terpisah, atasan tunik dan celana renang.

Pakaian renang anyar itu diadakan berdasarkan banyaknya atlet Muslim yang berhijab. Nike mengaku mulai mengembangkan opsi tersebut setelah beberapa atlet Muslim mengeluh tentang mengenakan jilbab tradisional selama kompetisi.

"Saya sangat senang dan sedikit emosional melihat Nike membuat prototipe jilbab," kata atlet seluncur es profesional dari Uni Emirat Arab, Zahra Lari.

Dia mengaku telah banyak mencoba jilbab yang berbeda untuk menunjang aktivitas seluncur es. Namun, dia mengatakan bahwa sangat sedikit dari koleksi jilbab untuk olahraga yang benar-benar bekerja maksimal.

photo
Zahra Lari jadi model iklan untuk Nike Pro Hijab.

Dua tahun lalu ketika Nike perdana berencana meluncurkan hijab khusus olahraga bagi wanita, muncul pro dan kontra. Banyak yang mengkritik Nike dan mengklaim hijab menormalisasi penindasan perempuan. Beberapa bahkan telah mengancam akan memboikot Nike.

Namun atlet angkat berat Amna Al Haddad yang membantu Nike merumuskan produk hijab bernama Nike Pro Hijab menilai reaksi negatif terjadi karena belum semua orang memahami kebutuhan wanita Muslim. "Dengan peluncuran Nike Pro Hijab, saya menyadari ada banyak reaksi beragam mengapa Nike memutuskan untuk membuat produk seperti sekarang. Dari perspektif saya sebagai mantan atlet yang berlaga dengan hijab, di masa lalu, merek besar tidak melihat kebutuhan atau pasar untuk itu karena tidak populer dan itu tidak pernah terdengar untuk melihat wanita latihan dan bersaing dengan jilbab," katanya di unggahan Instagram.

"Ini adalah fenomena baru di mana banyak perempuan telah menyatakan kebutuhan untuk itu dan atlet lebih profesional telah berjuang untuk hak untuk bersaing dengan jilbab, dan memiliki lapangan bermain yang sama. Kami membuat berita ini besar. Kami tidak akan mengabaikan," ujarnya seperti dilansir dari laman Independent.

"Saya mendukung perempuan Muslim dengan atau tanpa jilbab, dan bagaimana mereka berpakaian adalah pilihan mereka. Dan dengan Nike Sports Hijab, itu pasti akan mendorong generasi baru atlet untuk mengejar olahraga profesional, dan tanpa kita atlet yang berjuang untuk hak ini dan membuat hal itu terjadi, Nike tidak akan 'just do it'. Ini murni pendapat saya tentang masalah ini, tidak dibayar untuk atau diminta untuk ditulis," katanya.

Banyak orang setuju dengan dia dan memuji produk Nike untuk wanita berhijab itu. "Setiap wanita layak mendapatkan hak untuk memilih apa yang dia ingin pakai dan itu sudah benar-benar sulit bagi mereka memilih jilbab untuk menemukan pakaian yang cocok. Ini adalah langkah ke arah yang benar sehingga semua wanita disertakan," tulis salah satu orang di dunia maya. Nike ketika itu mengatakan produk hijab bagi wanita yang ingin berolahraga adalah upayanya memenuhi kebutuhan setiap atlet.

Terlepas dari kontroversi saat pertama kali meluncurkan hijab olahraga, Nike diakui berhasil dengan produk tersebut. Untuk pertama kalinya hijab Nike masuk daftar salah satu produk paling dicari menurut indeks Lyst.

Lyst secara berkala melakukan menganalisa perilaku belanja daring dari lebih lima juta pembelanja. Perilaku yang dilihat termasuk saat mencari produk, menelusurinya di internet, dan membelinya. Produk mode yang dilihat dicari karya 12 ribu perancang dan toko daring di seluruh dunia.

Tahun ini untuk perdana produk mode hijab untuk olahraga masuk daftar Lyst Index. Nike Pro Hijab ada di urutan ketujuh.

Lyst melihat penelusuran Nike Pro Hjab terus naik secara stabil di internet. Bahkan ketika Decathlon membatalkan penjualan hijab olahraga di tokonya di Prancis, permintaan produk Nike Pro Hijab naik 125 persen. Berita soal hijab olahraga Decathlon juga meningkatkan popularitas Nike di internet dengan kenaikan disebutnya kata produk Nike hijab sampai 4.900 persen.

photo
Koleksi pakaian renang Nike akan dirilis tahun depan.

Pembatalan penjualan hijab olahraga di Decathlon Prancis memang kontroversial. Pegawai Decathlon bahkan menerima ancaman karena produknya dianggap tidak sejalan dengan nilai sekulerisme Prancis.

Perkembangan industri mode dan produknya memang terus meningkat. Tren mencatat penelusuran terhadap modest fashion atau busana yang bisa dikenakan wanita Muslim terus meningkat. Mengutip laman Standard, Rabu (11/12), hasil pencarian mendapati bahwa 90 persen publik mencari tahu tentang modest fashion.

Masuk dalam hasil laporan itu adalah minat publik terhadap pakaian berhijab yang lebih modern namun sopan. Istilah modest fashion di Barat mengacu pada pakaian yang menyembunyikan, bukannya menonjolkan bentuk tubuh.

Keputusan masyarakat untuk memilih modest fashion itu bisa karena alasan agama atau budaya. Pergeseran tren busana itu juga terjadi karena publik ingin berpakaian guna memenuhi nilai estetika yang lebih sopan.

Perubahan permintaan tren mode tersebut lantas ditangkap oleh para pelaku usaha pakaian. Selera busana pakaian sederhana bahkan memiliki pekan mode tersendiri dan terpisah dari festival mode lainnya.

Pada 2017, London menjadi tuan rumah Modest Fashion Festival pertama kalinya. Acara itu menampilkan serangkaian merek mewah dan kontemporer dengan memperjuangkan gaya pakaian yang lebih sopan.

Hal serupa juga dilakukan H&M. Pada 2018, produsen mode asal Swedia itu merilis rangkaian modest fashion pertamanya, bernama LTD Collection.

Secara faktual laporan Negara Ekonomi Islam Global secara mengejutkan memprediksi pertumbuhan pasar modest fashion itu bakal terjadi pada 2020 nanti. Mereka meramalkan bahwa segmen pasar itu akan bernilai lebih dari 226 miliar poundsterling atau setara dengan Rp 4.167 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement